logo Kompas.id
Nusantara13 Tewas di Karawang,...
Iklan

13 Tewas di Karawang, Didominasi Remaja

Oleh
· 3 menit baca

KARAWANG, KOMPAS — Sebanyak 13 orang tewas akibat mengonsumsi alkohol oplosan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Korban didominasi kalangan remaja dan pemuda berusia 16-21 tahun. Selain itu, 10 korban lain dirawat di rumah sakit, sebagian dalam kondisi kritis.Peristiwa itu terjadi di sejumlah tempat, yakni di Kecamatan Ciampel, Klari, dan Tempuran. Sekelompok warga mulai minum oplosan, Jumat (29/10) malam, di Ciampel dan Klari. Sementara di Tempuran pada Selasa (3/10). Enam dari 13 korban tewas adalah warga Ciampel, yakni Shoiq Jibran Prasetyo (18), Ahmad Yusuf (22), dan Kadi Uswandi bin Umang (20), warga Desa Mulyasari. Kemudian, Tajudin (21) dan Deni Somantri (18), warga Desa Kutapohaci, serta Muhammad Agus Mulyana (21), warga Desa Kutamekar. Sebagian meninggal di rumah, sebagian di RSUD Karawang, sepanjang Sabtu (30/9) sampai Senin (2/10). Lima korban tewas lain, warga Klari, yakni Ruswan alias Icang Bolot (44), warga Desa Walahar; Asep Suherman alias Colay (30) dan Ahmad Saepudin (37), warga Desa Duren; serta Feri Agustina bin Efendi (17) dan Surya bin Suhendar (23), warga Desa Cimahi. Dua korban tewas lain adalah warga Tempuran, yakni Nandi Hasan bin Elih (18) dan Nandi Husen bin Elih (18), warga Desa Lemahduhur. "Warga yang meninggal di Klari dan Tempuran, membeli minuman oplosan dari seorang pedagang. Dua penjual oplosan itu sudah ditangkap. Sementara warga di Ciampel mengoplos sendiri minumannya. Kejadian ini memprihatinkan. Korban sebagian besar adalah kalangan remaja dan pemuda," kata Kepala Kepolisian Resor Karawang Ajun Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi yang dihubungi dari Bandung, Kamis. Polisi menangkap Subandi bin Sambudi (40), warga Desa Duren, Kecamatan Klari. Ia menjual oplosan Rp 25.000 per plastik. Tersangka lain yang diringkus polisi adalah Hardianto alias Wacih (40), warga Desa Dayeuhluhur, Kecamatan Tempuran. Para korban di Tempuran mengonsumsi alkohol yang dicampur obat nyamuk di bengkel motor milik Karma (37) alias Kardun, warga Desa Lemahduhur. Kondisi Karma hingga Kamis kemarin masih kritis di Rumah Sakit Citra Sari Husada Intan Barokah, Karawang. Menurut Ade, setelah menerima laporan ada korban tewas akibat minuman oplosan, pihaknya segera menggelar razia di warung-warung di Ciampel dan Klari. Dari razia disita 2.356 botol minuman keras ilegal yang racikan industri rumah tangga tanpa izin."Selain razia, kami meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat melalui personel Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang tersebar di 309 desa," ujarnya. Perhatian orangtuaKepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jabar Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, perlu perhatian orangtua untuk mengawasi pergaulan anak agar tidak terjerumus pada pergaulan yang buruk, termasuk mabuk dan konsumsi minuman beralkohol. Catatan Kompas, dari Januari sampai awal Oktober, kasus minuman oplosan di Jabar telah merenggut 26 korban jiwa. Februari 2017, di Kabupaten Subang, empat orang meninggal di RSUD Subang akibat oplosan.Sebelumnya, Januari 2017, sembilan orang tewas. Tiga korban meninggal adalah warga Kabupaten Karawang. Enam orang lain pendukung klub sepak bola Persebaya asal Jawa Timur yang singgah di Subang sebelum mengikuti Kongres PSSI di Bandung, 8 Januari. Mereka mengonsumsi minuman keras berbahan alkohol 70 persen dicampur air mineral, air kelapa, dan minuman ringan dalam kemasan. (SEM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000