Kementerian Gandeng Pengusaha ke Desa
MAKASSAR, KOMPAS — Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak akan menggandeng pengusaha yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia untuk melakukan pendampingan terhadap perempuan ke desa-desa. Pendampingan tersebut dalam bentuk pemberdayaan dan pengembangan usaha rumahan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.Menteri PPPA Yohana Susana Yembise mengatakan itu seusai membuka Rapat Kerja Nasional Ke-27 Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi) di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/10). Acara itu diikuti 1.500 wanita pengusaha dari seluruh Indonesia. Acara ini juga dirangkaikan dengan pameran produk kerajinan dan berbagai produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seluruh Indonesia."Kami di kementerian punya program unggulan, yakni mengakhiri kesenjangan ekonomi bagi kaum perempuan. Salah satu langkah konkretnya adalah membangun kerja sama yang erat dengan wanita pengusaha. Kami bersedia berkolaborasi dengan Iwapi," kata Yohana.Yohana mengatakan, Iwapi bisa membantu dengan pendampingan untuk pengembangan industri rumahan sampai ke desa- desa. "Potensi perempuan besar sekali. Apalagi, kita lihat jumlah perempuan pengusaha Indonesia cukup besar," ujarnya. Dalam pemberdayaan perempuan, terutama di sektor ekonomi, kata Yohana, kementerian hanya bisa berkoordinasi dan merumuskan kebijakan serta program. Namun, untuk turun ke lapangan hingga tingkat desa, pengusaha diminta terlibat aktif."Berdasarkan standar PBB, suatu negara belum bisa dikatakan maju jika kaum perempuan belum berada di batas mampu. Indonesia menjadi salah satu negara yang akan berjuang meningkatkan kesejahteraan kaum perempuan," kata Yohana. Ketua Umum Iwapi Nita Yudi mengatakan, pemberdayaan perempuan, terutama secara ekonomi, akan berdampak ke keluarga. Sebab, sebagian besar pendapatan dari usaha akan dikembalikan ke keluarga.Dalam sektor perbankan, perempuan pengusaha adalah pembayar kredit terbaik. Berdasarkan data dari 54,9 juta usaha di Indonesia, sekitar 49 persen adalah UMKM. Dari 49 persen itu, 90 persen dikelola perempuan. "Saat ini berbagai sektor usaha yang dikelola perempuan juga sudah memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial untuk berpromosi, sekaligus berjaringan," kata Nita. (REN)
