logo Kompas.id
NusantaraSeparuh Lahan Badan Otorita...
Iklan

Separuh Lahan Badan Otorita Toba Tetap Hutan

Oleh
· 3 menit baca

MEDAN, KOMPAS — Hanya separuh lahan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba di Sibisa, Toba Samosir, Sumatera Utara, yang bisa digunakan sebagai kawasan wisata untuk mendukung pengembangan wisata Toba. Selebihnya tetap menjadi hutan lindung. Sesuai Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Danau Toba, lahan yang disediakan untuk Badan Otorita ada 605 hektar di Sibisa. Namun, hanya 386 hektar yang direkomendasikan, selebihnya tetap jadi hutan lindung. "Itu sudah lebih luas dari Nusa Dua, Bali, yang hanya 260 hektar," ujar Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, di Medan, Jumat (6/10), mengatakan, sudah ada lima investor yang akan membangun hotel, gedung pertemuan, dan lapangan golf. Mereka berasal dari China, Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Setelah masalah lahan selesai, analisis mengenai dampak lingkungan segera dibuat agar pembangunan segera bisa dilakukan. Menurut Luhut, setelah Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi selesai, dilanjutkan ke Parapat. Jalur kereta api juga akan dibangun dari Pematang Siantar ke Parapat. Terkait keramba jaring apung yang diduga mencemari air Danau Toba, Luhut mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil kajian Bank Dunia. Berapa banyak dan di lokasi mana saja yang dibolehkan," ujarnya.Wisata selancarPemerintah Kabupaten Simeulue, Aceh, memanfaatkan potensi laut sebagai pusat wisata dan selancar. Simeulue memiliki sejumlah pantai dengan ombak tinggi dan panjang yang cocok dijadikan lokasi berselancar.Saat ini, Pemkab Simeulue menggelar kompetisi selancar, yakni Aceh International Surfing Championship, untuk ketiga kalinya. Kegiatan itu berlangsung pada 25-28 Oktober 2017 di Pantai Matanurung, Kecamatan Simeulue Timur. Sebanyak 22 peselancar dalam dan luar negeri telah mendaftar.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simeulue Abdul Karim, Jumat, mengatakan, melihat tingginya peminat, Pemkab Simeulue menjadikan kompetisi selancar sebagai agenda dua tahunan.Dibandingkan daerah lain di Aceh, jumlah kunjungan wisatawan ke Simeulue relatif lebih kecil. Sepanjang Januari-Oktober 2017 tercatat sekitar 500 kunjungan. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Padahal, Simeulue punya potensi besar di sektor bahari, terutama keindahan pantai dan bawah laut. Selain Pantai Matanurung, yang cocok dijadikan lokasi selancar adalah pantai Nancala, Busung, Alus-alus, Salur, La\'ayon, Pulau Batu Berlayar, Pulau Mincau, dan Pulau Teupah. Simeulue juga dikenal sebagai pusat kuliner lobster.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Aceh Reza Fahlevi mengatakan, pemprov dan pemkab bersinergi mempromosikan wisata Simeulue ke dunia internasional. Namun, pengembangan wisata Simeulue terkendala akses. Sebagai daerah kepulauan, Simeulue hanya bisa diakses melalui laut dan udara. Namun, penerbangan ke Simeulue terbatas. (WSI/AIN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000