logo Kompas.id
NusantaraNatuna Tolak Pengangkutan...
Iklan

Natuna Tolak Pengangkutan Harta Karun

Oleh
· 3 menit baca

BATAM, KOMPAS — Warga Natuna, Kepulauan Riau, mendesak Kementerian Kelautan dan Perikanan membatalkan rencana mengangkut barang muatan kapal tenggelam dari sana. Mereka berharap benda-benda kuno dan berharga itu tetap di Natuna.Ketua Lembaga Kajian Natuna Zaharuddin menuturkan, barang muatan kapal tenggelam (BMKT) yang akan diangkut antara lain dari pesisir Kelarik. Di sana ditemukan aneka benda yang ditaksir berusia 1.000 tahun. "Kami tidak setuju jika Kementerian Kelautan dan Perikanan mengangkutnya ke Jakarta. Kalau alasannya untuk penelitian, kenapa tidak di sini saja? Kami tidak yakin motif pengangkutan ke Jakarta hanya untuk penelitian," kata Zaharuddin, Minggu (8/10), di Natuna.BMKT Kelarik, antara lain, berupa keramik yang diduga dari masa Dinasti Sung dan Dinasti Yuan di China. "Penelitian arkeologi dan kelautan menunjukkan banyak kapal karam di sekitar Natuna. Sekitar 1.000 tahun lalu, laut sekitar Natuna jadi rute perdagangan internasional," ujar pemilik Museum Sri Serindit Natuna itu. Pusat Penelitian Arkeologi Nasional mencatat di Kepulauan Natuna banyak peninggalan arkeologis. Sebagian berasal dari abad ke-9 dan berasal dari China, Vietnam, Jepang, dan Eropa. Natuna diperkirakan menjadi salah satu pusat perdagangan di Laut China Selatan pada abad ke-13. "Dari Natuna dibawa cengkeh, damar, teripang, gaharu. Dari wilayah lain ke Natuna dibawa aneka benda berharga, termasuk keramik-keramik di pesisir Kelarik," kata Zaharuddin. Anggota DPRD Natuna, Wan Sofian, mengatakan, pemerintah harus menunjukkan ke Natuna bahwa regulasi pengangkutan BMKT itu memang ada dan jelas. Sebab, sejauh ini hanya diketahui aturan yang melarang BMKT diangkut. "Kalau BMKT di Kelarik juga lokasi lain sekitar Natuna, harus jelas mana aturan yang membolehkan. Kami di Natuna juga harus mendapat manfaatnya," ujarnya.Selama ini, banyak perusahaan sudah berusaha mengangkut BMKT di Natuna. Hampir semuanya tanpa sepengetahuan Pemkab Natuna. "Tahu-tahu sudah ada kapal mengangkat BMKT lalu dibawa ke luar negeri. Kadang kami tahunya setelah ada lelang barang antik dan disebut dari Laut Natuna," ujarnya.Barang-barang itu bisa berharga miliaran rupiah. Namun, hampir tak ada manfaat ekonomi dari pengangkutan itu bagi Natuna. Pengangkutan sejak puluhan tahun lalu itu juga membuat sulit menemukan sisa BMKT di daratan Natuna. "Warga Natuna berhak tahu kekayaan sejarahnya. Kalau diangkut ke Jakarta atau tempat lain, orang Natuna tidak punya kesempatan mempelajari kekayaan itu," ujarnya.Sebagian kecil sisa peninggalan itu antara lain dipajang di Museum Sri Serindit. "Sebagian besar hasil sumbangan dari warga Natuna. Jangankan untuk membeli koleksi baru, untuk membayar listrik saja kami kesulitan," ujarnya. Di darat banyak ditemukan alat batu dari era neolitik di situs Batu Sindhu. (RAZ)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000