logo Kompas.id
NusantaraPelabuhan Terapkan...
Iklan

Pelabuhan Terapkan Digitalisasi

Oleh
· 3 menit baca

CILEGON, KOMPAS — Aplikasi digital kini mulai diterapkan dalam sistem operasi terminal nonpeti kemas. Implementasi berbasis teknologi informasi itu diterapkan pertama kali di Pelabuhan Ciwandan, Cilegon, Banten. Langkah tersebut sebagai salah satu upaya untuk mencegah maraknya suap, korupsi, dan pungutan liar.General Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Banten Armen Amir, di Cilegon, Minggu (8/10), mengatakan, sistem tersebut memudahkan para pengguna jasa Pelabuhan Ciwandan karena mereka tinggal mengaksesnya dengan komputer atau telepon seluler tanpa hambatan waktu dan tempat.Karena itu, layanan di Pelabuhan Ciwandan tidak lagi dilakukan secara manual. Kontak antara penyedia jasa dan pengguna Pelabuhan Ciwandan sudah ditiadakan. "Risiko timbulnya hal-hal yang tak baik pun bisa dicegah. Sistem yang sudah diterapkan sangat praktis bagi pengguna jasa," ujarnya.Menurut Armen, sistem itu diterapkan mulai pintu masuk, penyimpanan, pengangkutan barang ke dalam kapal, dan bongkar muatan hingga keluar pelabuhan. "Transparansi dan kecepatan layanan membuat pelaku usaha, mitra kerja, dan pengguna jasa sangat antusias menyambut sistem tersebut," katanya.Pelabuhan Ciwandan Banten dengan luas 46,5 hektar itu menangani bongkar muat barang, seperti jagung, garam, gandum, kedelai, pasir, bijih nikel, semen, tiang pancang, dan mesin. Sistem operasi terminal nonpeti kemas diyakini membuat kuantitas bongkar muat barang di Pelabuhan Ciwandan meningkat. Pada 2016, bongkar muat mencapai 8 juta ton dan ditargetkan tahun 2017 menjadi 8,9 juta ton."Kami bangga menjadi pengelola pelabuhan pertama yang menerapkan sistem tersebut. Pengguna Pelabuhan Ciwandan pun tertib dan mau menerima sistem itu," tegasnya.Kini, karyawan tidak perlu ditempatkan di portal Pelabuhan Ciwandan. Perusahaan pengangkutan barang harus memberi tahu terlebih dulu bahwa truknya akan datang. Setelah itu, sopir truk tinggal menempelkan kartu pada portal dan pintu akan terbuka."Kepadatan truk bisa diatur sehingga kedatangan kendaraan itu terjadwal. Sopir tak datang berbondong-bondong. Informasi pun terkirim secara real time (saat itu juga). Truk yang datang dan berangkat juga bisa dilacak," ujarnya.Menurut Armen, metode ini juga terintegrasi dengan Inaportnet, yaitu sistem berbasis teknologi informasi untuk menyediakan jasa perkapalan yang terhubung dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Inaportnet sudah diterapkan di Makassar, Medan, Surabaya, dan Jakarta.Penerapan sistem operasi terminal nonpeti kemas diperkuat dengan vessel management system (VMS) atau sistem manajemen kapal. Ciwandan Banten juga menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang mengintegrasikan sistem operasi terminal nonpeti kemas dengan Inaportnet dan VMS.Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Banten Revri Aroes mengatakan, pihaknya menyambut baik diterapkannya sistem operasi terminal nonpeti kemas di Pelabuhan Ciwandan. Sistem itu diharapkan membuat arus truk dan kapal di Pelabuhan Ciwandan semakin lancar. "Kami mendukung semua sistem yang bermanfaat bagi pengguna jasa Pelabuhan Ciwandan, termasuk semakin cepatnya proses bongkar muat," katanya.Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten Syaiful Bahri juga merespons positif sistem yang diberlakukan itu. "Layanan di pelabuhan bisa lebih cepat dan kemungkinan pungutan liar pun bisa diminimalkan," ujarnya. (BAY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000