logo Kompas.id
NusantaraPemda Sumba Barat Siap Bangun
Iklan

Pemda Sumba Barat Siap Bangun

Oleh
· 2 menit baca

WAIKABUBAK, KOMPAS — Para rato di Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Rabu (11/10), akan menggelar pertemuan adat bersama unsur pemerintah daerah setempat di Kampung Adat Tarung yang terbakar. Mereka akan mencari tahu penyebab kebakaran dengan petunjuk leluhur. Pemda berencana mengalokasikan anggaran untuk membangun kembali kampung itu.Juru bicara para rato (raja, imam) Kampung Adat Tarung, Kecamatan Loli, Kabupaten Waikabubak, Nusa Tenggara Timur, Kelinta, dihubungi di Waikabubak dari Kupang, Senin (9/10), mengatakan, tidak ada yang bisa memastikan penyebab kebakaran itu. Namun, leluhur yang mendiami rumah-rumah adat pasti tahu penyebab kebakaran."Apakah kebakaran disebabkan hubungan pendek arus listrik, kayu api dari dapur, atau sengaja dibakar orang, bisa diketahui dari ritual itu. Para rato dari Kampung Adat Waitabar, Prai Ijing, Bodo Maroto, Tabera, dan rato dari Kampung Adat Gela Koko hadir dalam ritual itu. Dalam musibah seperti itu, ritual dipimpin rato dari luar kampung. Kami semua dalam kampung dianggap bermasalah, berdosa, termasuk ketua para rato," ujarnya.Ritual adat digelar di depan halaman rumah Ketua Rato Tarung yang terbakar, dihadiri para rato Sumba Barat yang diundang khusus serta perwakilan dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumba Barat. Rato yang memimpin ritual ditunjuk para rato dari Tarung. Rato itu sudah ditunjuk dan sedang bersemedi selama tiga malam berturut-turut di rumah adatnya untuk mendapatkan ilham.Hasil dari ritual segera digelar ritual adat pemulihan selama tiga tahun berturut-turut. Setelah itu, Kampung Adat Tarung boleh dibangun kembali. Bisa juga pembangunan dipercepat jika para rato sepakat menggelar ritual adat percepatan pembangunan.Ditegaskan, seluruh masyarakat adat Tarung berkabung atas kejadian itu. Bukan soal material bangunan yang terbakar, melainkan semua benda peninggalan leluhur yang diwariskan secara turun-temurun di setiap rumah adat ikut terbakar dan menjadi hangus, mencair, pecah, retak, atau tidak kelihatan sama sekali."Kami masih yakin benda- benda itu rusak, tapi jiwanya, leluhur yang tinggal di dalamnya, tidak musnah, hanya lari keluar sebentar. Setelah ritual adat ini, kami akan panggil mereka kembali ke pemilik dan anggota keluarga masing-masing. Leluhur sendiri menentukan, sarana apa yang menjadi tempat tinggal mereka," kata Kelinta.Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengatakan, pihaknya dan DPRD segera membahas rencana pembangunan Kampung Adat Tarung setelah mendapat persetujuan dari para rato. Ia akan menyurati Kementerian Kehutanan agar diizinkan mengambil kayu terbaik di sekitar Sumba Barat untuk pembangunan rumah adat itu. (KOR)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000