logo Kompas.id
NusantaraMedia Tradisional Perlu...
Iklan

Media Tradisional Perlu Beradaptasi

Oleh
· 2 menit baca

DENPASAR, KOMPAS — Dunia teknologi digitalisasi melalui telepon pintar semakin menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat luas di Indonesia. Kebutuhan digitalisasi tak hanya menjadi bagian dari kebutuhan pekerjaan, tetapi juga merasuki keseharian masyarakat. Salah satu hal yang paling dicari adalah informasi, terutama berita terkini.Kemampuan daya jangkau dan kecepatan informasinya pada era digital ini pun cepat sampai ke masyarakat. Ini mengurangi minat masyarakat mencari informasi di media tradisional, di antaranya media cetak, televisi, radio. Namun, minat masyarakat masih bisa diantisipasi jika media tradisional mampu beradaptasi dengan tren digitalisasi ini.CEO Bigevo dan Bigevo Academy yang juga Google Regional Trainer Andy Santoso tetap optimistis dengan keberadaan media tradisional ini belum sepenuhnya tergerus oleh informasi dari media sosial. Bahkan, dia meyakini, pembaca media tradisional dapat dipertahankan dengan sajian serupa di layar telepon pintar."Menyesuaikan era digitalisasi ini kuncinya adalah bagaimana perusahaan dan masyarakat bisa beradaptasi dengan tren yang begitu cepat ini. Ini berpindahnya minat baca masyarakat ke layar kaca telepon pintar dari media tradisional. Maka, masih ada peluang untuk mengambil lagi pembaca media tradisional ini dengan cara sesuai tren," kata Andy, pada lokakarya Digital Transformation:Be Ready to Ride The Wave, di Hotel Haris, Denpasar, Kamis (12/10).Terus turunBerdasarkan survei Google, tren media tradisional, seperti media cetak, televisi, dan radio, terus turun selama 2015-2020. Peminat media cetak yang 60 sebelumnya persen akan menurun menjadi 50 persen saja dari penduduk Indonesia. Tren penurunan televisi pada angka 21 persen menjadi 16 persen."Karena itu, kuncinya sekarang bagaimana perusahaan media tradisional mampu menerjemahkan keinginan konsumennya pada era digitalisasi ini. Profesional muda, ibu rumah tangga, dan pelajar merupakan golongan yang paling bersentuhan dengan teknologi digital melalui telepon pintar," ungkap Andy.Sementara Head of Departemen Non Digital Media, PR & Internal Comm Indosat Ooredoo Romano Bhaktinegara mencontohkan perusahaannya yang terus berinovasi mengikuti tren digitalisasi. Selain tren digitalisasi, tren minat pelanggan atau pengguna tetap diperhatikan. Berdasarkan survei Indosat, kata Romano, pengguna media Instagram di Bali lebih banyak dibandingkan Jawa. Alasannya, Pulau Bali merupakan pulau wisata dan pengguna Instagram memanfaatkannya untuk berbagi gambar atau lokasi wisata. Karane itu, Indosat melalui IM3 Ooredoo memberikan produk yang beragam dalam pemilihan kuota, termasuk pemilihan mitra kerja sama di bidang digital. Bahkan, berupaya mengedukasi masyarakat agar tetap bijaksana menggunakan kuota untuk kepentingan yang lebih baik dan tidak mudah percaya sembarang portal termasuk berita tidak benar. (AYS)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000