logo Kompas.id
NusantaraPerbaiki Pelayaran Perintis di...
Iklan

Perbaiki Pelayaran Perintis di Maluku

Oleh
· 2 menit baca

AMBON, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Maluku meminta pemerintah pusat serius memperbaiki pelayaran perintis di Maluku. Beberapa kapal rusak dan beberapa lagi perawatan bersamaan membuat sejumlah rute tak terlayani tanpa dipersiapkan kapal pengganti. Kehadiran PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) yang mengganti peran swasta sebagai operator sejak Januari 2016 seharusnya membuat pelayaran perintis semakin baik.Pada Kamis (12/10), Pemprov Maluku menggelar pertemuan tertutup dengan sejumlah pihak di antaranya Pelni Cabang Ambon dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ambon. Permasalahan itu segera disampaikan lewat surat Gubernur Maluku Said Assagaff kepada Kemenhub.Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengatakan, pelayaran perintis merupakan urat nadi transportasi di Maluku yang wilayahnya terdiri atas 1.340 pulau dengan 300 pulau berpenduduk. "Kalau pelayaran perintis terhenti, masyarakat makin terisolasi," katanya.Zeth berharap, jika terjadi kerusakan kapal, operator harus segera menyiapkan kapal pengganti sehingga arus penumpang dan barang tetap lancar. Tersendatnya arus barang memicu harga semakin naik. Padahal, daya beli masyarakat di kepulauan sangat rendah karena sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan.Daerah yang sering terisolasi adalah sebagian Kabupaten Seram Bagian Timur dan Kabupaten Maluku Tengah serta hampir semua Kabupaten Maluku Barat Daya dan Kepulauan Aru. Jika musim barat (gelombang tinggi pada Januari-Maret) dan musim timur (gelombang tinggi pada Juni-Oktober), daerah itu terisolasi berminggu-minggu.Kapal yang rusak adalah KM Sabuk Nusantara 31 dan KM Sabuk Nusantara 33. Dua kapal itu berhenti beroperasi sejak tahun 2016. Ada beberapa pelabuhan pada rute itu dilayani kapal milik swasta. Namun, pelayaran tidak lancar lantaran kapal swasta berukuran kurang dari 500 gros ton (GT) tidak bisa berlayar saat gelombang laut di atas 1,5 meter.Herdion Marantika, tokoh pemuda Teon Nila Serua, menuturkan, warga di Pulau Teon, Nila, dan Serua, Kabupaten Maluku Tengah, terisolasi sejak Juli lalu. Warga pun krisis bahan makanan sehingga terpaksa mengonsumsi pangan lokal seadanya. Tiga pulau itu ada di Laut Banda. Manajer Operasi PT Pelni Cabang Ambon Djasman menjelaskan, KM Sabuk Nusantara 31 dan KM Sabuk Nusantara 33 rusak mesin yang sangat kompleks. Banyak suku cadang harus didatangkan dari luar Ambon sehingga memerlukan waktu cukup lama. (FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000