logo Kompas.id
NusantaraSetiap Hari, 20 Pasangan...
Iklan

Setiap Hari, 20 Pasangan Bercerai

Oleh
· 2 menit baca

INDRAMAYU, KOMPAS — Lebih dari 7.000 pasangan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, bercerai setiap tahun. Artinya, dalam sehari rata-rata 20 pasangan bercerai. Faktor ekonomi menjadi penyebab utama gugatan cerai.Berdasarkan data Pengadilan Agama Indramayu, pada 2015 ada 7.430 pasangan diputuskan bercerai. Jumlah tersebut berasal dari 8.583 perkara perceraian yang diajukan penggugat cerai. Jumlah perceraian bertambah lagi pada 2016, yakni 7.594 pasangan. "Indramayu termasuk daerah dengan tingkat perceraian tertinggi di Indonesia. Daerah lain rata-rata hanya sekitar 2.000 kasus perceraian per tahun," ujar Wahid Afani dari bagian Humas Pengadilan Agama Indramayu, Senin (16/10), di Indramayu.Penyebab utama perceraian ialah faktor ekonomi. Kepala keluarga tidak mampu memenuhi perekonomian keluarga. "Sementara istri umumnya bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja Indonesia. Sayangnya, suami lebih banyak menghabiskan uang kiriman dari istri bukan untuk kebutuhan keluarga. Makanya, pihak istri menjadi penggugat cerai terbanyak," ujarnya. Selama ini, Indramayu menjadi salah satu pemasok TKI terbesar di Indonesia. Pada 2016, ada 17.281 TKI asal daerah itu yang bekerja di sejumlah negara, seperti Malaysia dan Jepang. Faktor pemicu lain perceraian, yakni perselisihan dan pertengkaran terus-menerus antara suami-istri, poligami, dan kekerasan dalam rumah tangga. Selain itu, kawin paksa, judi, dan murtad juga menjadi faktor penyebab perceraian.Menurut Wahid, pihaknya sudah berupaya mendamaikan pasangan yang ingin bercerai melalui mediasi. Akan tetapi, lanjutnya, upaya tersebut kerap tidak berhasil karena kedua pihak bertekad bercerai. "Kalau sudah pecah seperti ini, mudaratnya bisa lebih besar jika tetap dipertahankan bersama," ujarnya.Rasiah (bukan nama sebenarnya), warga asal Panyindangan, Kecamatan Sindang, mengaku menggugat cerai suaminya karena tidak mendapatkan nafkah lahir dari suami. Menurut dia, suaminya bekerja sebagai tukang parkir. "Saya sudah kirim uang dari Taiwan, tetapi tidak digunakan dengan baik," ujar mantan TKI ini.Farida Mahri, Koordinator Wangsakerta, komunitas yang fokus pada pemberdayaan perempuan di wilayah Cirebon, mengatakan, tingginya angka perceraian di Indramayu menunjukkan daerah tersebut darurat ketahanan keluarga. "Tidak hanya soal ekonomi. Komunikasi dalam hubungan suami-istri juga sangat penting," ujarnya.Jika komunikasi tidak terbangun, ketika terjadi perselisihan, kedua pihak sulit menemukan titik temu. Perceraian pun dianggap menjadi solusi. "Padahal, anak akan menjadi korban dari perceraian. Pendidikan terkait ketahanan keluarga sangat penting menjelang pernikahan," ujarnya. (IKI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000