logo Kompas.id
NusantaraEkspor Ikan Segar dari Maluku ...
Iklan

Ekspor Ikan Segar dari Maluku Meningkat Pesat

Oleh
· 3 menit baca

AMBON, KOMPAS — Volume ekspor ikan segar dari Maluku sejak Januari 2017 tercatat sekitar 10 ton per hari. Jumlah tersebut meningkat 100 persen dibandingkan dengan tahun 2016. Peningkatan itu diduga sebagai dampak dari tingginya produktivitas perairan Maluku setelah pemerintah gencar memberantas penangkapan ilegal sejak tiga tahun lalu.Kepala Subseksi Pengawasan dan Pengendalian Data Informasi Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Ambon, Ridwan, di Ambon, Maluku, Selasa (17/10), mengatakan, tahun 2016, ikan segar yang dikirim rata-rata 5 ton per hari. Pengiriman melalui Bandar Udara Pattimura, Ambon.Ikan segar yang dikirim didominasi tuna sekitar 80 persen. Ikan segar adalah ikan yang setelah ditangkap, diawetkan pada suhu minus 1 hingga minus 3 derajat celsius.Harga ikan bervariasi tergantung negara tujuan. Untuk tuna, harga di pasaran Eropa saat ini 10-15 dollar AS (Rp 135.000-Rp 202.500) per kg. Di pasaran Ambon, harga 1 kg tuna sekitar Rp 70.000. Selain Eropa, tujuan ekspor lain adalah Amerika Serikat, Jepang, dan China.Semua ikan segar yang diekspor ditangkap dengan cara dipancing, bukan menggunakan pukat atau jaring seperti yang dilakukan kapal penangkap ikan sebelumnya. Ikan itu dipasok nelayan lokal di Maluku.Saat ini, kapal jaring dan kapal eks-asing yang menggunakan alat tangkap tak ramah lingkungan dilarang beroperasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kebijakan itu membuat perairan di Maluku kini kaya ikan, termasuk yang berukuran besar."Tuna yang ditangkap pakai pancing itu ada yang beratnya sekitar 130 kg. Kalau dulu, paling berat 50 kg karena tuna kecil terjaring habis. Itu pengakuan perusahaan pengekspor ikan kepada kami," kata Ridwan.Berdasarkan data Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Ambon, ekspor tuna pada Januari-September 2017 mencapai 647 ton dengan nilai 3,3 juta dollar AS (Rp 44,6 miliar). Untuk kerapu, volume ekspor mencapai 52,7 ton dengan nilai 312.661 dollar AS (Rp 4,2 miliar).Kini melimpahAnjas Mahulette (55), nelayan di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, membenarkan bahwa ikan di perairan Maluku kini melimpah. Anjas memiliki tujuh kapal yang menggunakan jaring manual. "Kalau dulu, satu kali lepas jaring hanya dapat 1 ton ikan pelagis. Sekarang bisa 5 ton," katanya.Ia berterima kasih, pemerintah gencar memberantas penangkapan ikan ilegal. Sebelumnya, nelayan bersaing dengan kapal-kapal asing dan kapal dalam negeri yang menggunakan pukat ditarik mesin. Masudin Sangaji, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Ambon, mengatakan, kini ikan melimpah. Itu membuat nelayan tidak perlu lagi melaut lebih dari 20 mil laut (37,4 kilometer). "Sekarang, sekitar 4 mil laut (7,4 km) sudah bisa dapat tuna," katanya.Menurut Masudin, momentum ini harus dimanfaatkan untuk memberdayakan masyarakat. Banyak warga pesisir tidak memiliki alat tangkap yang memadai. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, sekitar 90 persen dari 151.000 nelayan di Maluku belum dibantu pemerintah. (FRN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000