LASUSUA, KOMPAS — Ketua DPRD Kabupaten Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, Musakir Sarira tewas setelah ditikam oleh A, istrinya. Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, kepolisian menyebutkan peristiwa tersebut diawali perdebatan antara korban dan tersangka.
”Setelah kami meminta keterangan sejumlah saksi, ternyata ada cekcok antara korban dan tersangka sebelumnya. Kami tengah mendalami apa yang menjadi materi cekcok keduanya,” ujar Kepala Kepolisian Resor Kolaka Utara Ajun Komisaris Besar Bambang Satriawan di Lasusua, Kolaka Utara, saat dihubungi dari Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (19/10).
Bambang mengatakan, terungkapnya perselisihan tersebut berawal dari keraguan penyidik atas keterangan yang disampaikan tersangka. Dalam keterangannya, tersangka menuturkan ia tak sengaja menikam korban dengan pisau. Tersangka mengira yang membuka pintu rumah adalah pencuri sehingga dengan refleks melayangkan tikaman.
Masalahnya, kata Bambang, kejadian tersebut berlangsung di rumah dinas Ketua DPRD Kolaka Utara yang dijaga oleh anggota Satuan Polisi Pamong Praja. Dengan penjagaan tersebut, pencuri tidak bisa masuk begitu saja ke dalam rumah.
”Kami masih menelusuri alibi tersangka yang sebenarnya. Selain terus memeriksa saksi-saksi, kami akan berusaha untuk menyelidiki pembicaraan antara korban dan tersangka di telepon genggam,” kata Bambang.
A diduga menikam Musakir dengan pisau di rumah dinas Musakir di Lasusua, ibu kota Kabupaten Kolaka Utara, pada Selasa (17/10) malam. Korban bersimbah darah setelah ditikam.
Korban sempat dilarikan ke rumah sakit setempat. Karena kondisinya tergolong gawat, korban kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Kolaka. Korban meninggal di RSUD Kolaka pada Rabu (18/10) sore. Jenazah korban dimakamkan hari Kamis.
Bambang menyebutkan, A menikam korban di bagian perut atas dengan lebar luka 1,9 sentimeter dan kedalaman 4,1 sentimeter. Berdasarkan hasil otopsi tim medis RS Bhayangkara Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara, pisau yang dipakai tersangka mengenai organ hati korban.
Menurut Bambang, tersangka saat ini ditahan di sel Markas Polres Kolaka Utara. Ia mengakui perbuatannya, termasuk pisau yang dia gunakan untuk menikam korban.
Bambang mengatakan, bersama tokoh masyarakat dan tokoh politik setempat, dirinya sudah bertemu dengan anggota keluarga Musakir. Pihak keluarga memercayakan penanganan tuntas perkara tersebut kepada kepolisian.
Dihubungi secara terpisah, juru bicara DPD PDI-P Sulawesi Tenggara, Agus Sana’a, menyatakan prihatin atas kejadian tersebut. Selain menjabat sebagai Ketua DPRD Kolaka Utara, Musakir juga menjabat sebagai Ketua DPC PDI-P Kolaka Utara. ”Kami sangat kehilangan kader terbaik yang memiliki semangat dan militansi tinggi,” ujarnya.