Merajut Kebinekaan Melalui Festival Dawai Nusantara #3

Kompas/ Defri Wediono

Penggiat dawai dari Situbondo Ali Gardy tengah mencoba peralatan sebelum pentas di Gedung Kesenian Gajayana, Malang, Jawa Timur, Jumat (20/10).

MALANG, KOMPAS — Festival seni musik Dawai Nusantara #3 kembali digelar di Gedung Kesenian Gajayana, Malang, Jawa Timur, Jumat (20/10). Mengambil tema ”Merajut Kebinekaan dengan Bunyi Dawai”, festival ini berlangsung mulai pukul 15.00 untuk workshop dan pukul 19.00 untuk pertunjukan seni.

Sejumlah penggiat dawai yang hadir dan meramaikan acara ini, antara lain Aziz Franklin dari Malang, Etlabora Poni dari Subang, Nusa Tuak dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Ali Gardy dari Situbondo, Saung Suara dari Salatiga, dan Unen-unen Rengel dari Tuban.

Selain itu, juga tampil Miho Bawang dari Yogyakarta, Sri Mara dari Solo, Topa dari Tenggarong, dan Gazer Lana Sasandois dari NTT, dan Mustafa Daood dari Amerika. Ada pula Joko Porong dari Surabaya dan Gregorius Argo dari Kalimantan Barat.

Pendiri Dawai Nusantara Redy Prastyo mengatakan, dari sisi durasi, festival kali ini lebih singkat daripada fesival sebelumnya yang mencapai tiga hari. Alasannya, pihaknya ingin lebih fokus.

”Kami ingin menjaga eksistensi para penggiat dawai di Nusantara. Misinya secara ruang menjadi kanal bersama bagi penggiat dawai,” katanya.