Pandangan awak media dan ratusan pengunjung dalam acara Haul dan Khotmil Qur’an Pondok Pesantren Khas Kempek di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tertuju pada Presiden Joko Widodo dan sosok di dekatnya, Ketua DPR Setya Novanto. Hari itu, Jumat (20/10), Novanto seharusnya menjadi saksi untuk dalam kasus korupsi KTP elektronik .
Mengenakan kopiah dan sarung, Novanto tampak segar petang itu. Ketua Umum Partai Golkar ini tidak duduk tepat disamping Presiden Jokowi. Novanto lebih banyak diam sementara para santi kerap memanggil nama Presiden.
Ketika acara dimulai, Pengasuh Ponpes Khas Kempek KH Musthofa Aqil Siroj menyapa Novanto. Begitu pun sambutan kedua oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.
Pak Ketua DPR, sudah sehat belum, Pak?
“Pak Ketua DPR, Sudah sehat belum, Pak? Semoga sehat selalu,” ujar Said mendoakan Novanto agar selalu diberi kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. Pengunjung pun tersenyum. Samar-samar terdengar tawa.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan doa KH Said Aqil terhadap Novanto. Apalagi, sebulan lalu, Novanto dirawat di rumah sakit karena dikabarkan menderita vertigo, penyempitan jantung, dan gangguan pada ginjal.
Saat itu, Novanto yang berstatus tersangka kasus korupsi KTP-el beralasan sakit sehingga tidak dapat memenuhi panggilan KPK. Novanto diduga mengondisikan peserta dan pemenang pengadaan barang dan jasa KTP-el pada 2011-2012 yang merugikan negara Rp 2,3 triliun.
Namun, akhir bulan lalu, saat Novanto masih berbaring di rumah sakit, status tersangkanya pada kasus korupsi KTP-el dicabut. Itu terjadi dalam sidang praperadilan di PN Jakarta Selatan yang dipimpin hakim tunggal Cepi Iskandar.
Beberapa hari selanjutnya Novanto kembali beraktivitas, termasuk merombak pengurus di tubuh Golkar. Seolah-olah sakit yang diderita Novanto hilang begitu saja. Publik melalui media sosial pun melampiaskan rasa herannya.
Novanto dianggap sakti karena dapat lolos dari status tersangka yang menjeratnya selama 77 hari.
Di Twitter, satire untuk Novanto dengan sejumlah tanda pagar meramaikan lini masa. Ada #ThePowerOfSetnov dan #ThePowerofSetyaNovanto yang dalam bahasa Indonesia berarti ”kekuatan Setya Novanto”. Novanto dianggap sakti karena dapat lolos dari status tersangka yang menjeratnya selama 77 hari.
Kesaktiannya juga tercermin pada saat namanya disebut dalam berbagai kasus korupsi, termasuk cessie Bank Bali (1999) dan kasus PON (2012). Namun, selama ini, Novanto berhasil lolos. Pernah kehilangan kursi Ketua DPR, Novanto pun berhasil merebutnya kembali.
Soal kasus KTP-el, sangat sulit bagi awak media mewawancarai Novanto, hari itu di Cirebon. Novanto berada di dekat Presiden yang dilindungi oleh Paspampres dari para santri dan warga yang ingin berfoto bersama Presiden.
Keterangan Novanto saat ini memang dibutuhkan untuk membongkar kasus KTP-el. Namun, setelah terkendala kesehatan, kini Ketua DPR ini tampak sibuk. Doa KH Said Aqil agar Novanto tetap sehat semoga dapat membuatnya memberikan titik terang terkait kasus korupsi KTP-el. Tetapi, kalau Novanto memang sakti, mengapa harus didoakan agar sehat selalu?
Saat mengawali pidatonya, Presiden Joko Widodo menyapa warga Ponpes Khas Kempek dengan bahasa Cirebon. “Priben kabare sedulur (bagaimana kabarnya semua)? Waras kabeh toh (sehat semua kan)?” ujar Presiden disambut riuhan tepuk tangan.