Jawa Tengah Siapkan 2,5 Juta Bibit Tanaman untuk Penghijauan
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan 2,5 juta bibit tanaman untuk disebarkan secara gratis ke masyarakat. Selain mengurangi secara bertahap luas lahan kritis di Jateng yang mencapai 634.000 hektar, upaya tersebut juga sebagai langkah mitigasi bencana banjir dan longsor akibat alih fungsi lahan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jateng Sugeng Riyanto, Jumat (20/10), mengatakan, total ada sekitar 634.000 hektar lahan potensi kritis, kritis, dan sangat kritis di Jateng. Untuk mengurangi dampak lahan kritis tersebut, penanaman pohon mesti digalakkan dengan menanam berbagai jenis tumbuhan.
Menurut Sugeng, sepanjang 2017 pihaknya menyiapkan 2,5 juta bibit untuk ditanam dan disebarkan kepada masyarakat. ”Sebelumnya, hanya kelompok-kelompok tani yang menjadi sasaran. Namun, kini semua kami dorong, termasuk para siswa di sekitar 500 SMA negeri dan swasta di Jateng,” kata Sugeng di sela-sela ”Kolaborasi Penanaman Pohon dengan Dunia Pendidikan” di SMA Negeri 14 Semarang, kemarin.
Dia menambahkan, lahan kritis perlu ditangani karena jika dibiarkan, lahan akan rusak dan tidak berfungsi optimal. Kondisi ini diperparah maraknya alih fungsi lahan, di antaranya di sejumlah daerah aliran sungai (DAS). Pihaknya mendorong lahan itu menjadi kawasan hijau untuk mengurangi potensi bencana.
Pada Minggu (15/10) lalu, banjir bandang terjadi di sejumlah daerah di sekitar Gunung Slamet, Kabupaten Banyumas, akibat sungai-sungai yang meluap. Menurut Sugeng, hal tersebut lebih disebabkan curah hujan yang sangat tinggi, mencapai 100 milimeter (mm) pada Minggu dan Senin, di kawasan tersebut.
Kendati demikian, lanjut Sugeng, pihaknya juga menegur salah satu perusahaan di sekitar kawasan itu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. ”Mereka buka lahan untuk membuat jalan masuk, tetapi timbunan tanah dibiarkan di kedua sisi jalan. Saat masuk ke sungai, air keruh dan menjadi lumpur,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan, kerusakan lingkungan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk itu, penting untuk terus menanamkan kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Tak hanya terkait penanaman tanaman, tetapi juga dengan pengelolaan limbah dan sampah guna mencegah banjir.
Gerakan publik
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jateng Priyo Anggoro mengatakan, penggerakan publik untuk menanam tanaman menjadi hal penting dalam mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. Apalagi, seiring pertumbuhan perekonomian, lahan hijau pun berkurang. Akibatnya, cuaca menjadi lebih panas.
Dalam hal ini, lanjut Priyo, aparatur sipil negara diharapkan dapat menjadi contoh dalam mendukung gerakan menanam pohon di Jateng. ”Didorong, misalnya melaksanakan kegiatan syukuran dengan menanam pohon. Tidak harus pohon besar. Di pekarangan rumah, misalnya, dapat dimanfaatkan untuk menanam tumbuhan hijau,” ujar.
Lebih lanjut, Priyo mendorong agar semua elemen masyarakat tidak terpaku pada hal-hal seremonial dalam upaya penghijauan. Menurut dia, yang utama justru bagaimana memelihara tumbuhan-tumbuhan hijau di lingkungan sekitar sehingga keinginan untuk menjaga kelestarian lingkungan benar-benar tertanam.
Pada Jumat, sedikitnya enam tanaman secara simbolis ditanam di pekarangan SMAN 14 Semarang, yang merupakan salah satu sekolah adiwiyata, atau sekolah yang mengedepankan lingkungan sehat dan bersih, di Kota Semarang. Sejumlah tanaman itu antara lain kayu manis, kuntobimo, kantil, jambu krista, dan jenitri.