logo Kompas.id
Nusantara773.015 Hektar DAS Lampung...
Iklan

773.015 Hektar DAS Lampung Kritis

Oleh
· 3 menit baca

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Alih fungsi lahan yang masif memicu kerusakan daerah aliran sungai atau DAS di Lampung. Dari 3,8 juta hektar kawasan DAS, 773.015 hektar atau sekitar 20 persen dalam kondisi kritis. Selain itu, ada 1,14 juta hektar DAS yang berpotensi rusak. Hal itu mengemuka dalam Rapat Kerja Forum DAS Provinsi Lampung, Rabu (25/10), di Bandar Lampung. Rapat digelar untuk merumuskan kebijakan memulihkan kondisi DAS.Hadir dalam rapat itu Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Yuliarto Joko Putranto, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Syaiful Bachri, dan sejumlah pejabat dari instansi terkait.Syaiful memaparkan, Lampung memiliki 3,8 juta hektar DAS yang tersebar di 8 titik, yakni DAS Way Sekampung, Sekampung DS, Semaka, Semaka DS, Seputih, Abar Kambas, Mesuji, dan Tulang Bawang. Namun, hanya 1.889.777 hektar DAS yang kondisinya baik.Dari 773.015 DAS yang rusak, 90.229 hektar berstatus sangat kritis, 160.547 hektar kritis, dan 522.239 hektar agak kritis. Selain itu, ada 1.140.113 hektar DAS yang berpotensi menjadi lahan kritis."Kerusakan daerah aliran sungai berkaitan dengan kerusakan kawasan hutan di Lampung. Dari 1.004.735 hektar hutan, seluas 535.909 hektar atau 53,34 persen dalam kondisi rusak. Penyebabnya penggundulan hutan dan peralihan kawasan hutan jadi lahan pertanian," kata Syaiful.Risiko banjirPadahal, daya dukung DAS semakin penting di tengah kondisi iklim yang tidak menentu. Saat musim hujan, curah hujan mencapai 260 milimeter per hari, melonjak dibandingkan dengan kondisi normal 50 mm per hari. Buruknya kondisi DAS membuat banjir lebih cepat datang."Kondisi DAS yang buruk membuat sejumlah wilayah di Lampung banjir saat hujan deras lebih dari 4 jam," ujar Ketua Forum DAS Provinsi Lampung Irwan Sukri Banuwa.Menurut dia, pengelolaan yang tidak terpadu menyebabkan pemulihan DAS sulit dilakukan. Dia mencontohkan, pemulihan kawasan DAS Way Seputih yang melintasi 10 kabupaten sulit dilakukan karena tiap kabupaten memiliki kebijakan berbeda. Selain itu, perencanaan tata ruang wilayah yang tidak komprehensif menyulitkan pemulihan DAS. Permasalahan lain, kata Irwan, adalah minimnya kesadaran masyarakat. Sebagian warga masih menganggap DAS hanya wilayah yang berada di sisi kanan dan kiri sungai. Masyarakat yang bermukim agak jauh dari sungai enggan melakukan penghijauan meski tinggal di wilayah DAS."Upaya pemulihan yang harus segera dilakukan adalah rehabilitasi lahan dan penghijauan. Masyarakat perlu dibina agar menerapkan budidaya dengan konsep agroforestry yang memadukan pengelolaan hutan atau pohon kayu," kata Irwan.Yuliarto mengatakan, hingga 2019, pemerintah memprioritaskan pemulihan 15 DAS di Sumatera, Jawa, Kalimantan, NTT, dan Sulawesi. (VIO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000