Dikurangi, Ketergantungan Warga terhadap Elpiji Malaysia
Oleh
LUKAS ADI PRASETYA
·2 menit baca
NUNUKAN, KOMPAS — Ketergantungan warga perbatasan di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, terhadap elpiji Malaysia secara bertahap dikurangi. Pemerintah Kabupaten Nunukan juga berencana mengeluarkan aturan bahwa seluruh pegawai negeri sipil tidak boleh memakai elpiji Malaysia.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Nunukan Hasan Basri, Kamis (26/10), mengatakan, ada 13.210 rumah tangga pengguna elpiji Malaysia saat ini. Mereka berdomisili di desa-desa perbatasan Indonesia-Malaysia, seperti di Pulau Sebatik. ”Ketika tabung elpiji melon (subsidi ukuran 3 kilogram) masuk beberapa tahun lalu, pengurangan jumlah tabung elpiji Malaysia dimulai. Sekarang ada 46.420 elpiji melon per bulan untuk Nunukan. Ini cukup lumayan mengurangi ketergantungan akan elpiji Malaysia,” ujar Hasan.
”Ada kabar gembira. Dalam pekan ini, elpiji nonsubsidi bright gas kecil (ukuran 5,5 kg) Pertamina akan masuk Nunukan. Awalnya mungkin hanya ratusan tabung per bulan, tetapi Pertamina sudah menyebut bahwa pasokannya akan terus ditambah,” kata Hasan.
Pemkab Nunukan akan melihat penerimaan masyarakat dan kontinuitas pasokan elpiji bright gas kecil tersebut selama beberapa bulan. Jika pasokan bisa terus ditambah, termasuk juga elpiji ukuran 12 kg, Pemkab Nunukan akan menerbitkan aturan. ”Aturan itu, garis besarnya adalah mengimbau agar PNS jangan menggunakan elpiji subsidi. Saat ini, sebagian PNS masih memakai elpiji subsidi. Penyebab utamanya karena di daerahnya belum tersedia elpiji nonsubsidi Pertamina,” kata Hasan.
Sales Eksekutif Elpiji Rayon 1 Kaltim Pertamina Kalimantan, Ahmad Ubaidillah, memastikan penambahan pasokan elpiji nonsubsidi untuk Nunukan. Dia menargetkan 13.210 rumah tangga pemakai elpiji Malaysia itu sudah memakai elpiji Pertamina pada tahun depan.
”Kami akan mendorong penambahan elpiji nonsubsidi ke Nunukan agar elpiji Malaysia tidak lagi digunakan di Nunukan. Sebentar lagi, kami akan memasukkan elpiji bright gas ukuran 5,5 kg ke Nunukan. Kami yakin ini akan direspons bagus oleh masyarakat,” ujar Ahmad.
Elpiji Malaysia atau disebut ”tong gas” yang berukuran 14 kg mudah dijumpai di perbatasan, antara lain di Pulau Sebatik, Nunukan. Sebatik dimiliki Indonesia dan Malaysia. Sebatik bahkan lebih dekat dari kota Tawau, Malaysia. Di sisi lain, Sebatik justru jauh dari Tarakan, kota terdekat di wilayah Indonesia. Diperlukan waktu 3 jam dari Tarakan menuju Sebatik dengan perahu cepat (speedboat). Inilah yang membuat 70 persen kebutuhan warga Pulau Sebatik didatangkan dari Tawau.
Kadir, tokoh masyarakat di Sebatik, kadang kesulitan membeli tabung elpiji 3 kg. ”Akhirnya beli elpiji Malaysia yang mudah didapat. Saya harap pasokan elpiji nonsubsidi Pertamina bisa lebih banyak. Warga pasti beli,” ujar Kadir. Tong gas Malaysia ukuran 14 kg ini di Sebatik dijual (isi) Rp 200.000-Rp 280.000.