logo Kompas.id
NusantaraPembangunan Tarik Investasi
Iklan

Pembangunan Tarik Investasi

Oleh
· 3 menit baca

YOGYAKARTA, KOMPAS — Pembangunan bandar udara internasional di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menunjukkan dampak positif terhadap perekonomian setempat. Sejak ada kepastian pembangunan bandara, para investor, terutama di bidang properti, mulai melirik Kulon Progo sebagai tempat untuk berinvestasi. "Begitu Kulon Progo ditetapkan sebagai lokasi pembangunan bandara baru, kawan-kawan pengembang properti mulai melirik ke sana," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Real Estat Indonesia DIY, Nur Andi Wijayanto, Kamis (26/10), di Yogyakarta.Andi mengatakan, pembangunan bandara di Kulon Progo menjadi daya tarik bagi para pengembang properti untuk berinvestasi, misalnya dengan membangun perumahan. Apalagi, pembangunan bandara itu akan diikuti dengan pengembangan kawasan aerocity atau kota bandara. "Di kawasan aerocity ini, kan, salah satunya untuk pembangunan hunian," katanya. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kulon Progo Agung Kurniawan mengatakan, sepanjang 2016, tercatat 29 investor berinvestasi di kabupaten itu. Berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Kulon Progo, realisasi investasi di kabupaten itu pada 2016 mencapai Rp 91,49 milyar.Sementara itu, sepanjang Januari hingga September 2017, berdasarkan LKPM, total realisasi nilai investasi di Kulon Progo mencapai Rp 34,85 milyar. Tahun ini ada pula 17 perusahaan yang tengah melakukan penjajakan untuk berinvestasi di Kulon Progo. Sementara itu, jalan yang menghubungkan antara bandara baru di Kulon Progo, DIY, dan Candi Borobudur, Jawa Tengah, dipastikan tidak akan berupa jalan tol. Opsi jalan tol itu tidak dipilih karena tidak mendukung ekonomi kerakyatan warga sekitar.Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, pihaknya hanya akan memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada."Untuk akses jalan dari bandara ke Candi Borobudur, kami hanya akan melebarkan jalan-jalan provinsi yang sudah ada," ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Indonesia Leaders Forum di Borobudur, Kabupaten Magelang, Kamis. Diperdalam di JepangDari Sendai, Jepang, wartawan Kompas, Gesit Ariyanto, melaporkan, antisipasi bencana tsunami dari pantai selatan Jawa dalam pembangunan bandara di Kulon Progo diperdalam di negara itu. Pemilik proyek, konsultan, dan sejumlah akademisi mengunjungi perencana teknik, ahli, dan bandara rentan tsunami di Tokyo, Sendai, dan Kochi."Kami perlu belajar dari pihak yang berpengalaman," kata Direktur Gedung PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk M Aprindy. PT PP Tbk dan PT Angkasa Pura I adalah investor proyek pembangunan bandara di Kulon Progo senilai lebih dari Rp 6 triliun.Rabu lalu, rombongan dari Indonesia bertemu dua perusahaan perencana desain dan proyek ternama Jepang, Nikken Sekkei dan Nippon Koei. Keduanya berpengalaman mendesain proyek besar, termasuk puluhan bandara di puluhan negara."Dari kunjungan ini, kami perlu membuat sejumlah penyesuaian, termasuk desain yang sudah ada," kata Direktur Infrastruktur PT PP Tbk Toha Fauzi. Desain awal sudah dibuat konsultan dalam negeri.Salah satu target kunjungan di Jepang adalah informasi dan pembelajaran desain, konstruksi, operasional, dan prosedur evakuasi apabila terjadi gempa atau tsunami. "Dari situ akan dihasilkan konsensus atau kesepakatan soal acuan standar internasional yang akan diadopsi dan parameter kriteria desain mengantisipasi tsunami dalam pembangunan bandara, bukan hanya untuk Kulon Progo," kata Guru Besar yang juga Kepala Pusat Penelitian Mitigasi Bencana Institut Teknologi Bandung dan Ketua Tim Peta Gempa Indonesia 2017 Masyhur Irsyam.(DIM/HRS/EGI)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000