KLATEN, KOMPAS — Kementerian Perhubungan menetapkan 16 terminal bus tipe A sebagai percontohan dalam mewujudkan pelayanan terminal bus yang bersih, tertib, dan nyaman. Ini sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi terminal bus yang selama ini cenderung dipandang negatif oleh masyarakat.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hindro Surahmat mengatakan, ada persepsi dalam masyarakat bahwa kondisi terminal bus tidak nyaman, kotor, kumuh, dan banyak preman. Karena itu, Kemenhub berupaya mengubah kondisi tersebut menjadikan terminal yang bersih, tertib, dan nyaman bagi penumpang. Targetnya, kondisi terminal bus menjadi jauh lebih baik dan minimal sama dengan standar layanan stasiun kereta api.
Kemenhub ingin menciptakan layanan terminal yang jauh lebih bagus. Kami sadar bahwa pelayanan di terminal bus selama ini tidak bagus di mata masyarakat.
”Kemenhub ingin menciptakan layanan terminal yang jauh lebih bagus. Kami sadar bahwa pelayanan di terminal bus selama ini tidak bagus di mata masyarakat,” kata Hindro, Jumat (3/11).
Direktur Prasarana Perhubungan Darat Kemenhub Jujun Endah Wahjuningrum mengatakan, ke-16 terminal tipe A itu ialah Terminal Tirtonadi, Solo; Giri Adipura, Wonogiri; Bangga Bangun Desa, Cilacap; Terminal Tipa A, Pemalang; Terminal Tipe A Pekalongan; Terminal Ciakar, Sumedang; Sei Ambawang, Pontianak; Sribulan, Sarolangun; Terminal Ir Soekarno, Klaten; Terminal Bawen, Semarang; Terminal Subang; Harjamukti, Cirebon; Arjosari, Malang; Kertonegoro, Ngawi; Terminal Terpadu Merak, Cilegon; dan Terminal Batu Ampar, Balikpapan. Terminal-terminal ini diharapkan menjadi pelopor kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan di terminal bus.
Untuk mewujudkan perbaikan pelayanan di terminal-terminal lain, menurut Hindro, pemerintah melalui Kemenhub akan merehabilitasi 40 terminal bus di sejumlah daerah pada 2018. Terwujudnya terminal yang bersih, tertib, dan nyaman menjadi prioritas.
”Harapannya semua terminal nanti memiliki standar yang sama, kualitas yang sama, sehingga mengubah persepsi masyarakat yang dulunya memandang terminal itu seram, banyak preman, kotor, dan jorok menjadi tempat yang nyaman, dilayani petugas dengan baik, dan tidak seram,” katanya.
Hindro mengatakan, seiring upaya perbaikan infrastruktur fisik dan perbaikan layanan terminal oleh pemerintah, pelaku usaha transportasi umum bus juga harus meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen dengan menyediakan bus-bus yang baik. Jika tidak, angkutan umum bus akan semakin ditinggalkan masyarakat.
”Pengusaha transportasi bus harus memperbaiki pelayanan dan pemerintah juga memperbaiki terminal sehingga masyarakat tertarik lagi menggunakan angkutan umum,” ujarnya.