SURABAYA, KOMPAS — Pameran Otomotif Surabaya, 1-5 November 2017, menjadi salah satu indikator tingginya minat masyarakat di Jawa Timur untuk membeli kendaraan baru. Pertumbuhan ekonomi yang rata-rata 5,1 persen mendorong warga sejahtera untuk membeli kendaraan baru, baik sebagai pengganti sepeda motor atau mobil lama maupun menambah unit.
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor, hampir 804.000 kendaraan roda empat terjual selama Januari-September 2017. Jatim menyumbang 72.000 atau hampir 9 persen dari penjualan nasional dan berada di bawah Jawa Barat dan Jakarta.
”Kami mengamati ada tren kenaikan pembelian mobil LCGC beberapa tahun ini sampai 30 persen. Namun, kami belum bisa memastikan apakah kenaikan itu karena masyarakat berpindah dari sepeda motor atau minat terhadap mobil LCGC memang tinggi,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Ardhi Prasetiawan, Jumat, di Surabaya.
Menurut Ardhi, pertumbuhan otomotif di Jatim rata-rata 10-11 persen per tahun. Kondisi ini akan menimbulkan tantangan baru, antara lain kemacetan di jalan-jalan mengingat pertumbuhan jalan baru hanya 0,1 persen. Namun, bagi Pemprov Jatim, pertumbuhan otomotif bisa merupakan berkah karena mendulang pendapatan asli daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor. ”Jika daya beli kendaraan menurun, hal itu menjadi sinyal kurang baik bagi PAD yang menopang keuangan daerah,” katanya.
Kami mengamati ada tren kenaikan pembelian mobil LCGC beberapa tahun ini sampai 30 persen. Namun, kami belum bisa memastikan apakah kenaikan itu karena masyarakat berpindah dari sepeda motor atau minat terhadap mobil LCGC memang tinggi.
Presiden Direktur PT Dyandra Promosindo Daswar Marpaung mengatakan, Pameran Otomotif Surabaya merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia International Motor Show. Sebelum digelar di Surabaya, pameran telah diadakan di Medan dan Jakarta. Setelah di Kota Pahlawan, pameran dilaksanakan di Makassar.
Daswar mengatakan, penyelenggara berambisi mencetak kenaikan transaksi selama pameran sepanjang tahun ini menjadi Rp 300 miliar. Jumlah itu naik dari transaksi tahun lalu yang Rp 260 miliar. ”Kami mencoba berbagai upaya, misalnya tahun ini tema pameran berupa festival dan karnaval,” katanya.
Di sela-sela pameran, Presiden Direktur Tata Motors Distribusi Indonesia Biswadev Sengupta mengatakan, Jatim merupakan penyumbang utama penjualan kendaraan merek asal India itu. ”Surabaya menyumbang 50 persen penjualan secara nasional. Luar biasa,” katanya.
Surabaya menyumbang 50 persen penjualan secara nasional.
Menurut Biswadev, Surabaya dan kawasan Indonesia timur selalu merespons positif produk Tata yang sampai tahun ini masih fokus menjual kendaraan komersial berupa pikap bermesin diesel. Lakunya jenis mobil itu menandakan bahwa perindustrian dan perdagangan masih akan selalu tumbuh meski kondisi geografisnya menantang, misalnya jalan tidak mulus, banyak tanjakan dan kelokan. Usaha masyarakat dari skala mikro, kecil, dan menengah membutuhkan kendaraan yang prima guna mendukung distribusi barang.
Executive General Manager PT Toyota-Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, pengembangan pasar kendaraan ramah lingkungan merupakan kebutuhan mendesak untuk mendukung pemerintah dalam program pembangunan berkelanjutan. Untuk itu, dalam Pameran Otomotif Surabaya, Toyota memboyong mobil berteknologi hibrida yang diklaim lebih ramah lingkungan.
Presiden Direktur Honda Surabaya Center Ang Hoey Tiong mengatakan, merek ini kembali menjadikan Honda Civic Type R sebagai produk andalan. Honda ingin tetap dikenal sebagai merek yang terkait dengan balapan.