logo Kompas.id
NusantaraBPBD Siapkan Desa Tangguh...
Iklan

BPBD Siapkan Desa Tangguh Bencana

Oleh
· 3 menit baca

WONOSARI, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, membentuk desa tangguh bencana untuk mendeteksi dan mengurangi risiko bencana. Hal itu sekaligus menjadi bagian persiapan pemerintah daerah untuk menghadapi musim hujan."Pembentukan desa tangguh dilakukan terutama di wilayah rawan longsor. Total ada sekitar 40 desa yang sudah kami siapkan," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Sutaryono, saat dihubungi dari Yogyakarta, Jumat (3/11).Ke-40 desa tersebut tersebar di lima kecamatan rawan longsor, yakni Kecamatan Patok, Gedangsari, Nglipar, Ponjong, dan Semin. Memasuki Desember, kata Sutaryono, bencana longsor kerap terjadi di lima kecamatan tersebut yang terletak di perbukitan.Pihaknya juga meningkatkan kapasitas masyarakat dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Pemerintah desa di setiap desa tangguh bencana didorong membuat dan menjalankan program untuk mengurangi risiko ancaman longsor. Setiap warga di desa tangguh bencana membentuk forum pengurangan risiko bencana, langsung bergerak untuk melakukan penyelamatan, termasuk menyiapkan pengungsian hingga dapur umum.Selain sosialisasi program, BPBD juga melakukan simulasi atau geladi lapangan di sejumlah desa sebagai persiapan langkah antisipasi jika terjadi bencana tanah longsor.Sutaryono mengatakan, sebenarnya ada 133 desa dari total 144 desa di Kabupaten Gunung Kidul rawan bencana longsor. Namun, hingga saat ini pihaknya baru mampu menyiapkan 40 desa tangguh bencana karena keterbatasan dana dan sumber daya manusia.Dia mengungkapkan, jumlah anggota dari BPBD Gunung Kidul hanya sekitar 13 orang. Dengan jumlah anggota yang minim, pihaknya fokus meningkatkan kapasitas dan kemampuan sukarelawan penanggulangan bencana tingkat desa."Menjadikan semua desa menjadi desa tangguh bencana tidak bisa dilakukan dengan cepat. Untuk satu desa rata-rata sosialisasi dilakukan hingga 10 kali. Belum lagi geladi yang harus dilakukan semirip mungkin dengan risiko longsor sebelumnya," ujarnya.Camat Ponjong Sukis Hariyanto menilai sosialisasi dan geladi penanggulangan bencana sebagai rangkaian pembentukan desa tangguh bencana sangat penting. Di Kecamatan Ponjong ada empat desa yang rawan bencana longsor, meliputi Desa Umbulrejo, Sawahan, Tambakromo, dan sebagian Desa Kenteng.Kondisi medan di Kabupaten Kulon Progo yang berbukit menjadi kendala tersendiri yang membuat alat berat tidak bisa dikerahkan ke sejumlah lokasi rawan longsor. Akibatnya, penanganan bencana serta evakuasi korban longsor dilakukan menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul. "Kalau hanya mengandalkan anggota dan sukarelawan BPBD, evakuasi dan penanganan bencana pasti tidak akan maksimal. Karena itu, gotong royong dan kesiapan masyarakat dalam situasi bencana sangat dibutuhkan," kata Sukis.Warga juga disiapkan untuk mengantisipasi banjir dan angin kencang. Di tengah keterbatasan sumber daya manusia, Sutaryono menargetkan tahun 2018 nanti 12 desa akan ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. (DIM)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000