logo Kompas.id
NusantaraPeluang Baru Terbuka di...
Iklan

Peluang Baru Terbuka di Magelang

Oleh
· 3 menit baca

WATES, KOMPAS — Pengembangan jalur yang membelah kawasan perbukitan Menoreh, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta, diyakini berdampak positif pada pengembangan pariwisata. Berjarak sekitar 65 kilometer, rute ini melintasi sedikitnya 40 potensi pariwisata di Kabupaten Kulon Progo.Rute jalur Menoreh dibangun sebagai akses dari bandara baru di Kabupaten Kulon Progo menuju kawasan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. "Jalur tersebut akan melewati tempat-tempat wisata di Kulon Progo sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kulon Progo," ujar Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo saat menerima kunjungan staf Kementerian Pariwisata di kantornya, Jumat (3/11).Sutedjo menambahkan, jalur wisata tersebut dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk mempermudah akses para wisatawan yang ingin berkunjung ke Candi Borobudur melalui bandara baru di Kulon Progo yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2019.Menurut Sutedjo, wisatawan Candi Borobudur berpotensi digaet sebagai pengunjung obyek wisata di perbukitan Menoreh untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat setempat. Terlebih mayoritas pengelolaan obyek wisata di perbukitan Menoreh berbasis masyarakat. Di sepanjang jalur ini terdapat sedikitnya lima obyek wisata Kabupaten Kulon Progo yang berpotensi turut berkembang seiring dengan adanya peningkatan jalur. Lima obyek wisata tersebut adalah Goa Maria Sendangsono di Kecamatan Kalibawang, Puncak Suroloyo dan Kebun Teh Nglinggo di Kecamatan Samigaluh, Goa Kiskendo di Kecamatan Girimulyo, serta Waduk Sermo di Kecamatan Kokap.Selain itu, rute ini pun melintasi sejumlah desa wisata yang tengah berkembang di Kulon Progo, di antaranya Desa Wisata Nglinggo, Jatimulyo, Kalibiru, Banjarsari, Sermo, Sidorejo, Sidoharjo, dan Purwosari.Upaya meningkatkan kunjungan wisatawan juga dilakukan di Bali. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati mengatakan, semua pihak terkait industri pariwisata di Bali berupaya agar kunjungan wisatawan ke Bali terjaga. "Dalam beberapa hari setelah Gunung Agung ditetapkan berstatus Awas, kami bersama pemerintah memberikan informasi bahwa Bali aman dikunjungi, kecuali di radius 12 kilometer dari Gunung Agung yang menjadi zona merah," kata Oka. Kini status Gunung Agung diturunkan dari level IV (Awas) ke level III (Siaga) mulai Senin (30/10). Diharapkan penurunan status itu akan mengembalikan jumlah kunjungan wisatawan.Kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sempat menurun pada September lalu. Jumlah kunjungan hanya 550.520 orang, atau berkurang 49.310 orang dibandingkan dengan periode Agustus 2017. Namun, jumlah itu tetap lebih tinggi dibandingkan dengan periode September 2016. Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, jumlah kunjungan wisman ke Bali pada September 2017 masih lebih besar 23,51 persen dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun lalu. "Gunung Agung yang ditetapkan berstatus Awas mulai 22 September lalu bisa jadi berpengaruh terhadap pariwisata Bali, tetapi tidak banyak," kata Adi. Di Serang, warga menggelar Festival Masyarakat Pesisir untuk menarik para turis. Festival itu digelar di Pantai Gope, Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, pada 3-4 November 2017. (DIM/COK/BAY)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000