logo Kompas.id
NusantaraBanjir Rendam Ratusan Rumah
Iklan

Banjir Rendam Ratusan Rumah

Oleh
· 2 menit baca

MATARAM, KOMPAS — Ratusan rumah di Kota Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, terendam banjir, menyusul hujan yang terjadi Sabtu (4/11) pukul 15.00 Wita. Hujan selama lebih dari satu jam itu membuat air Sungai Silo meluap dan menggenangi permukiman warga. Kepala Seksi Tanggap Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Agung Pramuja mengatakan, banjir menggenangi wilayah Kota Baru 50 rumah, Mantro 60 rumah, Seporo 42 rumah, dan Sigi 70 rumah. Rumah yang terendam banjir berada tidak jauh dari Daerah Aliran Sungai Silo. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu. Warga yang rumahnya terendam air telah mengungsi ke rumah keluarganya di wilayah yang bebas banjir.Sementara itu, di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, ada tujuh rumah di Desa Karangkemiri, Kecamatan Jeruklegi, mengalami retak di beberapa bagian akibat pergerakan tanah yang terjadi sepekan terakhir. Pergerakan tanah juga mengancam sedikitnya 26 rumah di desa di perbukitan itu."Hampir tiap saat bunyi grek-grek, apalagi saat hujan. Saat malam, kami tidur tidak nyenyak. Gelisah dan takut rumah ambruk," ujar Kartiyem (42), warga RT 004 RW 002, Desa Karangkemiri, Sabtu.Kartiyem menyampaikan, retakan lantai dan dinding mulai muncul Senin (30/10) ketika hujan lebat turun sehari semalam. "Awalnya hanya retakan kecil, tetapi lama-lama retakannya makin lebar," kata Kartiyem sambil menunjukkan retakan lantai dan dinding yang lebarnya sudah mencapai sekitar 10 sentimeter.Hal serupa dialami Tukinah (50), tetangga Kartiyem. Retakan lantai dan dinding di rumahnya menyebabkan tembok dari bata terlepas dari fondasi vertikal yang melekatkan antara tembok dapur dan ruang tengah. "Setiap hari terus bergerak, kami khawatir ambruk," ujar Tukinah. Menurut Kepala Dusun Situ Desa Karangkemiri Bau Sito, pergerakan tanah mulai muncul sekitar 2014. Saat itu, rekahan tanah hanya terjadi di sekeliling kebun warga.Kepala UPT Cilacap dari BPBD Kabupaten Cilacap Misran mengaku, terus memantau kondisi itu seraya berkoordinasi dengan aparat desa dan camat setempat. "Karena rekahan makin bertambah, kami mengajukan permohonan survei ke badan geologi," ujarnya. (RUL/DKA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000