logo Kompas.id
NusantaraKorban Tenggelam Ditemukan
Iklan

Korban Tenggelam Ditemukan

Oleh
· 3 menit baca

PROBOLINGGO, KOMPAS — Tim SAR menemukan dua korban air bah obyek wisata air terjun Umbulan di Probolinggo, Jawa Timur, Senin (6/11). Keduanya merupakan wisatawan yang hanyut akibat tersapu air bah saat menikmati obyek wisata Umbulan, Minggu (5/11). Satu korban bernama Lukman (22), warga RT 003 RW 006, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, ditemukan Senin pagi di Tongas atau sekitar 25 kilometer dari lokasi ia hanyut.Satu korban lainnya, Ferdiansyah (14), yang juga warga Kademangan, ditemukan Minggu malam di muara Sungai Pesisir, Probolinggo.Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Probolinggo Anung Widiarto mengatakan, korban terbawa air bah saat mandi dan bermain di bawah air terjun. "Ada beberapa versi, katanya lahar dingin. Yang benar air bah akibat curah hujan tinggi di hulu. Ada pula kayu-kayu yang terbawa," ujarnya. Menurut Anung, Sabtu malam di sekitar kawasan Gunung Bromo hujan turun deras. Begitu pula Minggu siang, hujan kembali datang. Limpahan air hujan itulah yang menyebabkan munculnya air bah di Umbulan.Pengelola obyek wisata maupun wisatawan diiimbau untuk waspada karena ada kemungkinan masih ada potensi air bah yang sewaktu-waktu bisa muncul. "Untuk obyek wisata Umbulan, mungkin untuk sementara tutup," katanya. Di Kebumen, tim SAR juga menemukan Nurul (19), korban yang tenggelam dan hanyut di Pantai Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen. Nurul yang berlibur di pantai hilang pada Minggu (5/11) dan ditemukan tewas pada Senin (6/11) siang. Adapun korban lain, Dwi Arif (22), belum dapat ditemukan. Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap Mulwahyono, saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, mengatakan, jarak penemuan korban dari lokasi awal terseretnya sekitar 10 kilometer arah barat. "Tim mengevakuasi korban ke Pantai Logending untuk diidentifikasi dan dikembalikan ke keluarga," ujarnya. Kepala BPBD Kabupaten Kebumen Eko Widianto mengatakan, karakteristik ombak di laut selatan Pulau Jawa cenderung tinggi, yaitu 2-3 meter, dan arusnya kuat. "Selain itu, kontur pantainya juga tidak selalu landai. Ada palung yang di sana terdapat arus yang kuat dan membahayakan pengunjung," kata Eko.Eko juga menyampaikan, dalam hal pengawasan di pantai, pengelola dan pemerintah daerah masih terkendala minimnya personel atau regu penyelamat jika terjadi musibah pengunjung terseret ombak.Oleh karena itu, Eko mengimbau pengunjung untuk tidak mandi di laut. Pihaknya juga telah memberikan edaran kepada pengelola pantai untuk memasang papan peringatan dan rambu-rambu agar pengunjung waspada dan tidak mandi di laut. "Pengunjung hendaknya berhati-hati dan menaati larangan yang dipasang oleh pengelola pantai," ujar Eko. Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Karangploso Malang Joko Budi Utomo mengatakan, hujan lebat dan angin kencang berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan. Selain itu, juga ada potensi gelombang tinggi di perairan selatan Jawa. Menurut Joko, saat ini 60 persen wilayah Jawa Timur telah memasuki musim hujan. Hujan turun mulai deras, terutama di daerah-daerah pegunungan, salah satunya di kawasan Gunung Semeru dan Bromo. "Curah hujan belum begitu tinggi, baru sekitar 15 milimeter per hari. Namun, perlu diwaspadai potensi bencana, seperti tanah longsor, banjir, angin kencang, dan petir," ujarnya. (WER/DKA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000