logo Kompas.id
NusantaraPerlu Sinergi Majukan Kopi
Iklan

Perlu Sinergi Majukan Kopi

Oleh
· 3 menit baca

JAKARTA, KOMPAS — Keistimewaan rasa kopi di Nusantara telah diakui dunia, tetapi sejumlah persoalan masih menumpuk di sisi hulu dan hilir. Dibutuhkan kerja sama semua pihak agar komoditas kopi bisa lebih maju, tidak hanya di tingkat lokal tetapi juga di pasar global. Hal itu terangkum dalam diskusi bertema "Mengembalikan Kejayaan Kopi Nusantara" yang diselenggarakan harian Kompas, di Jakarta, Senin (6/11). Acara itu dihadiri oleh sejarahwan dan penulis buku The Road of Java Coffee, Prawoto Indarto; Kepala Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Misnawi; Kepala Subdirektorat Tanaman Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Hendratmojo Bagus; Pengurus dan Dewan Pembina Asosiasi Kopi Specialti Daroe Handoyo, Tuti Mochtar; Kasmito, pemilik 5758 Coffee Lab Adi Wicaksono; Komisaris PT Kapal Api Global Adi Haryono; dan Direktur Santos Jaya Abadi, Paulus Nugroho, serta para pemerhati kopi lainnya. Menurut Prawoto, kopi Indonesia sudah sangat mendunia sejak abad ke-18, seiring diperkenalkannya budidaya kopi oleh Belanda. Bahkan, Indonesia diakui sebagai negara dengan varian kopi spesialti paling beragam. Sejak empat tahun terakhir, gelombang minat dunia akan kopi sangat besar. Menikmati kopi bagai menikmati cita rasa seni. Penikmat kopi diminta mengeksplor cita rasa kopi. Satu wilayah memiliki satu karakter berbeda dari wilayah lainnya. "Indonesia menjadi negeri terbanyak kopi spesialtinya, tapi ini jadi tantangan. Jangan sampai (para pelaku usaha kopi) saling hantam sendiri," kata Prawoto Indarto. Sarat persoalanMeski demikian, masih banyak persoalan menghambat kemajuan kopi di dalam dan luar negeri. Pertama, para pemangku kepentingan masih berjalan sendiri-sendiri dalam melaksanakan program. Produktivitas masih rendah dan lemahnya konsistensi mempertahankan mutu produk. Bantuan terhadap petani dan pelaku usaha kopi juga kerap tak sesuai sasaran. "Misalnya, bantuan diberikan mesin roasting berkapasitas 10 ton, yang tidak mungkin dipakai petani," kata Adi Wicaksono. Adi Haryono mengatakan, perhatian pada perkebunan kopi harus menjadi perhatian pemerintah. Di banyak daerah, kendala seperti irigasi untuk menjamin ketersediaan air hingga jalan untuk pendukung transportasi kopi harus diperbaiki. Jika hal itu jadi perhatian banyak pihak, dia yakin kuantitas kopi Indonesia akan lebih baik. Tidak hanya sektor infrastruktur, Adi mengatakan, bekal pengetahuan petani juga harus ditingkatkan. Pelatihan budidaya kopi yang baik dan benar hingga pelatihan keuangan juga harus diberikan. Pengetahuan itu dibutuhkan agar petani bisa menyusun rencana bisnis jangka panjang hingga kemudahan akses permodalan. "Potensi kopi Indonesia masih sangat besar. Saat petani punya modal pengetahuan yang cukup, maka kopi Indonesia terus bisa bersaing dengan produsen lainnya di dunia," katanya.Bagus menambahkan, pihaknya mendapati 13 persoalan dalam sektor hulu hingga hilir kopi, di antaranya persoalan banyaknya tanaman tak produktif karena usia tua, minimnya kualitas sumber daya manusia, anomali iklim, terbatasnya dukungan inovasi, dan sempitnya lahan. Areal tanam kopi saat ini mencapai 1,23 juta hektar, dengan jumlah produksi 639.412 ton. Produktivitas kopi dalam negeri juga masih rendah, hanya sekitar 707 kilogram per hektar. Jumlah itu jauh dibandingkan produktivitas Vietnam yang mencapai 2 ton per hektar. Di dunia, Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai produsen kopi. Kini, kata Bagus, pihaknya telah membuat peta jalan pengembangan kopi nasional, yakni menargetkan Indonesia sebagai produsen terbesar pada 2045. Salah satu upaya adalah dengan memperluas areal penanaman. Puslitkoka, kata Misnawi, juga sudah mempunyai strategi khusus untuk mengatasi persoalan perubahan iklim. Puslitkoka mempunyai bibit unggul yang mampu bertahan di kondisi ekstrem. Mereka juga memberi pelatihan kepada para petani untuk mengelola lahan agar bisa memproduksi kopi berkualitas. (CHE/ITA/NIT/DIA/GRE)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000