Ada Longsoran, KA Mutiara Selatan Tertahan 50 Menit
Oleh
Benediktus Krisna Yogatama
·2 menit baca
TASIKMALAYA, KOMPAS — Longsor di Km 239 di antara Stasiun Cipendeuy dan Stasiun Cirahayu, Kabupaten Tasikmalaya, sempat membuat Kereta Api Mutiara Selatan tertahan 50 menit, Selasa (14/11) sore tadi. Kini, KA Mutiara Selatan sudah kembali melanjutkan perjalanan dan jalur kereta api sudah bisa dilalui kereta lainnya.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung Joni Martinus menjelaskan, sekitar pukul 19.40 KA Mutiara Selatan tertahan longsor yang menimbun jalur kereta api karena hujan lebat yang mengguyur sejak sore hari.
Mengetahui ada longsoran, dengan menggunakan alat berat, petugas kereta api membersihkan longsor, memperkuat struktur tanah, dan mengecek keamanan rel kereta. Setelah dievakuasi, kereta dapat kembali melanjutkan perjalanan pukul 20.37. Jalur itu kini juga sudah aman untuk dilalui kereta lainnya.
”Perjalanan tertunda itu bukan karena kesalahan teknis, melainkan karena petugas kami membersihkan longsor dan mengupayakan kereta bisa berjalan kembali dengan aman,” ujar Joni, dihubungi Selasa (14/11).
KA Mutiara Selatan bernomor 112 berangkat dari Bandung pukul 16.50. Kereta campuran kelas bisnis dan eksekutif ini dijadwalkan sampai di Surabaya pukul 06.24 dan Malang 09.38 esok hari. Namun, jadwal tiba kereta yang mengangkut sekitar 400 orang ini ke Malang dan Surabaya akan mengalami keterlambatan sekitar 50 menit dari seharusnya karena peristiwa ini.
Selain KA Mutiara Selatan, KA Kahuripan yang berada di sebelah barat atau di belakang jalur KA Mutiara Selatan juga mengalami keterlambatan. KA Kahuripan yang mengangkut 700 penumpang di kelas ekonomi itu juga sempat berhenti sekitar 50 menit di Stasiun Warung Bandrek, Garut.
Antisipasi
Melihat peningkatan curah hujan yang bisa akibatkan banjir dan longsor, Joni menjelaskan, pihaknya sudah mengantisipasi hal ini. Pihaknya menyiapkan posko siaga kejadian darurat di tempat-tempat rawan bencana seperti di Stasiun Purwakarta, Stasiun Cimahi, Stasiun Tasikmalaya, dan Stasiun Cipendeuy.
”Di sana ada petugas kami yang berjaga selama 24 jam yang siap menjaga dan bisa segera menangani kejadian yang tidak diinginkan,” ujar Joni.
Selain itu, jajaran pengurus baik manager tingkat atas hingga manajer menengah, diperintahkan untuk menyusuri dan mengecek jalur rel kereta api dengan berjalan kaki.
”Itu perintah dari atasan, jadi kami diminta turun langsung ke lapangan untuk mengecek kondisi rel dan segera memperbaikinya bila ada yang tidak beres,” ujar Joni.