AMBON, KOMPAS — Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menyatakan, salah satu pelaku pembakaran Markas Polres Dharmasraya, Sumatera Barat, yakni Eka Fitra Akbar (24), diduga pengikut kelompok Jamaah Ansharut Daulah, pendukung organisasi Negara Islam di Irak dan Suriah. Kasus ini jadi pelajaran bagi Polri untuk memperkuat pengamanan internal.
"Dari keterangan orangtuanya, anaknya (Eka) pernah ke Sumedang (Jawa Barat). Di Sumedang dia menikah dan kami duga di Sumedang itulah dia terkena paham radikal," kata Tito di Ambon, Maluku, Senin (13/11). Kunjungan Tito ke Ambon dalam rangka HUT Korps Brimob pada Rabu ini.
Dikatakan, orangtua Eka merupakan anggota Polri berpangkat inspektur dua bertugas di Polres Muaro Bungo, Provinsi Jambi, berbatasan dengan Polres Dharmasraya. Pelaku lainnya adalah Enggria Sudarmadi (25). Eka dan Enggria tewas ditembak seusai membakar Markas Polres Dharmasraya, Minggu (12/11).
Menurut Tito, kelompok NIIS menganggap institusi kepolisian sebagai musuh. Markas dan pos Polri jadi target serangan. Karena itu, semua anggota Polri diminta selalu waspada saat bertugas. "Ini menjadi pelajaran juga bagi jajaran Polri untuk makin memperkuat sistem pengamanan internal," ujarnya.
Tito memerintahkan Kepala Polda Sumatera Barat Irjen Fakhrizal membentuk tim untuk mengusut kasus tersebut. Tim itu akan dibantu Detasemen Khusus Antiteror 88 Mabes Polri.
Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri terus mendalami latar belakang kedua pelaku terkait jaringan terorisme yang berafiliasi dengan NIIS. Densus 88 Antiteror pun memeriksa keluarga para pelaku. Ini untuk mengetahui keterlibatan mereka dengan jaringan teroris di Jambi dan memperjelas identitas keduanya.
"Tim Densus 88 masih menginventarisasi dan menginvestigasi latar belakang mereka sehingga kami harap semua pihak jangan menyimpulkan dulu teroris atau bukan. Meski begitu, cara dan data mengarah ke sana (keterlibatan teroris)," ujar Wakapolri Komjen Syafruddin.
Pemantauan Kompas di Dharmasraya, Senin pagi anggota polres setempat menggelar apel dihadiri Kapolres dan Wakapolres beserta kepala satuan dan anggota. "Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk tidak takut melawan teror. Terorisme adalah musuh bersama, jadi mari kita berantas bersama-sama," kata Kapolres Dharmasraya Ajun Komisaris Besar Rudy Yulianto
Bahan bangunan untuk membangun kantor darurat pun tiba. Kantor itu akan memanfaatkan lapangan tenis dan bulu tangkis. Saat ini, didirikan tenda untuk kegiatan lain. Adapun untuk tahanan, sementara dititipkan di Kepolisian Sektor Koto Agung, Polsek Koto Baru, dan Polsek Sungai Rumbai.
Tim dari Inafis Polda Sumbar dan Mabes Polri serta Pusat Laboratorium Forensik cabang Medan, Sumatera Utara, juga sudah tiba di lokasi. Selain memeriksa puing, mereka juga menyisir sekeliling Polres Dharmasraya serta menerbangkan drone untuk mengambil video dan foto udara gedung yang terbakar.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumbar Komisaris Besar Erdi Adrimurlan Chaniago mengatakan, pihaknya hadir untuk menemukan asal api. Untuk menyimpulkan penyebab kebakaran, dibutuhkan waktu paling lama tiga hari. (FRN/ZAK/SAN)