logo Kompas.id
NusantaraPemerintah Tambah Lahan...
Iklan

Pemerintah Tambah Lahan 300.000 Hektar

Oleh
· 2 menit baca

PULANG PISAU, KOMPAS — Pemerintah pusat menyiapkan Kalimantan Tengah sebagai pusat pertanian organik di Indonesia. Di provinsi itu, pemerintah menyiapkan 300.000 hektar lahan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau untuk budidaya padi organik.Hal itu terungkap saat kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman ke Kalimantan Tengah di Desa Belanti Siam, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (13/11). Saat itu, Menteri Pertanian bersama Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran menanam perdana padi organik di lahan seluas 6 hektar di desa itu."Target dan mimpi kita, Indonesia bisa menjadi pusat pertanian organik di Asia dan dunia. Indonesia saat ini sudah swasembada beras, sekarang yang dipikirkan adalah untuk ekspor," ungkap Amran. Gubernur Sugianto Sabran mengatakan, program pertanian organik sudah dicanangkan sejak 2016. Sejak saat itu pula pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 300.000 hektar di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau."Kami tidak ingin Kalteng hanya dikenal dengan sawit dan karet. Tanaman lain juga harus ada. Kalimantan secara umum memiliki potensi untuk menjadi lumbung padi organik ke depannya," kata Sugianto Sabran.Amran menambahkan, di luar negeri harga padi organik yang bisa mencapai Rp 90.000 per kilogram. Harga itu jauh lebih tinggi dari harga padi organik di Kalimantan Tengah yang hanya mencapai Rp 10.000 per kilogram."Padi organik yang ditanam itu menurut rencana untuk diekspor. Kami juga akan lakukan pendampingan terus dan berkoordinasi dengan sejumlah pihak agar harganya bisa lebih baik," kata Amran.Amran menambahkan, pertumbuhan tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih lambat di masa awal penanaman dibandingkan dengan tanaman yang menggunakan pupuk kimia. Hal itu akan membuat produktivitas menurun.Jika menggunakan pupuk kimia, produktivitas padi mencapai 7 ton per hektar. Sementara produktivitas padi yang menggunakan pupuk organik hanya 4 ton per hektar. Namun, penurunan itu hanya akan terjadi di masa awal tanam. "(Nantinya) jumlahnya meningkat di panen kedua, ketiga, dan seterusnya. Bahkan bisa melebihi produktivitas (padi) pupuk kimia," kata Amran.Kepala Dinas Pertanian Pulang Pisau Slamet Untung Rianto mengatakan, pertanian organik merupakan sistem pertanian masa depan. Tanpa menggunakan bahan kimia, kualitas tanah akan meningkat."Unsur hara tanah yang rusak karena penggunaan pupuk kima selama ini bisa diperbaiki perlahan karena penerapan sistem pertanian organik ini," kata Slamet.Slamet menambahkan, selama ini budidaya padi organik sudah dilakukan di Kabupaten Pulang Pisau. Namun, belum semua petani menerapkannya."Cara berpikir petani perlahan harus diubah. Ini juga menjadi pekerjaan rumah kami," kata Slamet. (IDO)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000