MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus melakukan pembenahan di destinasi-destinasi wisata Pulau Lombok dengan melengkapi toilet, mushala, dan fasilitas lain guna memperkuat, sekaligus memberikan kenyamanan bagi pengunjung di setiap destinasi wisata.
”Tahun 2017, pemerintah memiliki 34 paket penguatan, dengan 18 paket di antaranya sudah kami serahkan pengelolaannya kepada pokdarwis (kelompok sadar wisata) yang ada di desa,” ujar HM Faozal, Kepala Dinas Pariwisata NTB, Rabu (15/11), dalam acara Coffee Morning di Mataram, Lombok, yang dihadiri para pelaku pariwisata dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah NTB.
Paket-paket wisata sebagai fasilitas pendukung di obyek wisata itu antara lain menyediakan tempat duduk di pinggir Pantai Senggigi, mushala, pembangunan kios bagi pedagang, dan penyediaan tourist information center. Selain itu, disediakan juga bantuan toilet bergerak.
Sebanyak tiga unit toilet bergerak berstandar hotel bintang tiga berbentuk kontainer dengan total biaya pembuatan Rp 8 miliar diserahkan pada hari itu, masing-masing satu unit untuk pokdarwis di obyek wisata Pusuk dan obyek wisata Pandananan, Lombok Barat, serta di sentra kerajinan tenun Desa Pringgasela, Lombok Timur.
Penyediaan toilet menjadi pilihan, kata Faozal, guna menjawab keluhan pengunjung karena fasilitas itu belum tersedia. Fasilitas toilet yang tersedia di sejumlah destinasi juga kurang terawat, terkadang bak air di kamar mandi kosong. Padahal, tahun 2015-2015 Pemprov NTB membantu pengadaan toilet pada 40 destinasi wisata di Lombok. Ketersediaan fasilitas pendukung itu diharapkan memberikan kenyamanan lebih baik bagi wisatawan yang berkunjung ke NTB, khususnya Pulau Lombok.
Ketua Asita NTB Dewantoro Umbu Joka mengatakan, kelengkapan fasilitas di destinasi wisata acap kali menimbulkan komplain dari wisatawan, antara lain sampah plastik yang berserak sehingga mengotori obyek wisata, toilet yang kurang bersih, serta ketiadaan fasilitas mushala pada beberapa destinasi yang memudahkan wisatawan Muslim melaksanakan ibadah shalat, yang menjadi wujud nyata Lombok sebagai destinasi wisata halal.
Oleh karena itu, bersamaan dengan kegiatan promosi, perlu penguatan dengan ketersediaan sarana dan prasarana di tiap destinasi. ”Percuma saja kita promosi, tetapi wisatawan yang datang ke Lombok mendapatkan kenyataan yang berbeda,” ucap Dewantoro.