logo Kompas.id
NusantaraRencana Beli Pesawat Perlu...
Iklan

Rencana Beli Pesawat Perlu Dikaji

Oleh
· 2 menit baca

TANJUNG SELOR, KOMPAS — Keinginan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara membeli pesawat N-219 Nurtanio untuk mengatasi keterisolasian perbatasan dan pedalaman harus dikaji cermat. Harga pesawat memang dapat diperkirakan. Namun, biaya operasional dikhawatirkan sangat tinggi dan subsidi besar yang sudah dikucurkan tetap sulit menutup.Pemerhati kebijakan publik Heri Sunaryo setuju bahwa Kaltara memerlukan transportasi udara untuk menyuplai logistik dan mengangkut penumpang secara rutin. Mengingat di Kaltara masih banyak daerah terpencil, terisolasi, dan tersebar, adanya pesawat jelas solusi bagus."Memang mesti beli pesawat, daripada sewa agar punya kendali penuh. Saya yakin harga pesawat bisa diupayakan. Namun, biaya operasional, seperti BBM, perawatan, dan perbaikan, bisa membengkak. Kaltara sudah memikirkan subsidi, tetapi apakah cukup?" kata Heri, Selasa (14/11).Pemerhati kebijakan publik lainnya, Jufriansyah, meminta Pemrov Kaltara menganalisis untung-rugi secara teliti. Meski kebijakan itu berorientasi sosial, pemprov tetap harus bisa balik modal. Kerja sama dengan maskapai juga mesti berbuah untung bagi pemprov. Gagasan pembelian setidaknya dua pesawat Nurtanio ini dilontarkan Gubernur Kaltara Irianto Lambrie. Satu pesawat ditargetkan mengudara tahun 2019. Satu unit pesawat ditaksir memiliki nilai jual sebelum pajak sekitar 6 juta dollar AS (setara Rp 80 miliar). Pemprov mengupayakan APBD 2018 bisa mulai menganggarkan setidaknya Rp 40 miliar dulu. Pemprov juga memikirkan skema lain seperti meminjam dari bank. Tambahan lagi subsidi Rp 3,7 miliar dalam APBD-Perubahan 2017. Dengan penambahan ini, APBD Kaltara mengucurkan subsidi ongkos angkut tahun 2018 Rp 12 miliar untuk 10 rute penerbangan. Humas Pemprov Kaltara Drajat mengakui bahwa banyak yang menyangsikan kemampuan Kaltara. Ia juga memahami jika keinginan membeli pesawat Nurtanio langsung dibandingkan dengan keputusan Pemprov Kaltim yang mengoperasikan Kaltim Air, tahun 2011. Kaltim Air terbang perdana dalam seremonial 17 Agustus 2011, yang ternyata sekaligus penerbangan terakhir. Hanya memerlukan landasan pacu 465 meter, kapasitas 19 penumpang, dan sanggup membawa muatan hingga 2,5 ton, pesawat N-219 ini cocok untuk Kaltara. "Kami ingin menunjukkan ke negara tetangga, kita bisa membangun pesawat berkualitas," kata Irianto.Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan Nunukan Hasan Basri berharap rencana pembelian pesawat direalisasikan. Daerah perbatasan dan pedalaman perlu perhatian khusus. (PRA)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000