BALIKPAPAN, KOMPAS — Tim mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan yang akan bertanding dalam Kompetisi Mobil Listrik Indonesia IX mulai berangkat, Jumat (17/11) malam, dari Balikpapan. Mobil listrik Enggang Evo 1 buatan mereka, yang adalah mobil listrik pertama karya mahasiswa di Pulau Kalimantan ini, akan ikut lomba yang dihelat di Bandung, Jawa Barat, 22-26 November.
Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang baru tiga tahun berdiri ini satu-satunya kampus dari Pulau Kalimantan yang berpartisipasi di Kompetisi Mobil Listrik Indonesia (KMLI) IX di Politeknik Negeri Bandung. Enggang Evo 1 sudah diluncurkan secara resmi pada Kamis (16/11) di Kampus ITK, Kariangau, Balikpapan.
Student Automotive Association (SAA) ITK Team yang merancang dan membuat mobil itu selama hampir setahun. Jumat malam, sebagian dari 15 mahasiswa anggota SAA ITK berangkat mengunakan kapal ke Surabaya. Mobil listrik itu dinaikkan dalam mobil pikap.
Rombongan lainnya akan menyusul berangkat pada Sabtu (18/11) besok. Dari Surabaya, mereka melanjutkan perjalanan ke Jakarta menggunakan bus atau kereta api. Sementara mobil listrik tetap diangkut memakai mobil pikap.
Jordan Ananda Purnomo yang mewakili tim SAA menuturkan, mobil listrik bertenaga aki ini sanggup melaju hingga 60 kilometer per jam. ”Masih ada waktu sepekan sebelum lomba untuk membenahi beberapa hal. Di Surabaya (besok), kami. kan, transit dulu,” kata Jordan.
Satu hal yang masih menjadi ganjalan adalah baterai. Karena faktor biaya, tim SAA ITK masih memasang aki kering di mobil listrik tersebut. ”Idealnya, ya, baterai lithium, tetapi harganya amat mahal, bisa Rp 27 juta. Hampir sembilan kali lipat dari harga aki yang sekarang kami pasang,” ujar Jordan.
Mobil listrik bercat dominan merah-putih ini sepintas mirip mobil balap zaman dulu. Dimensi panjang 2.460 mm, lebar 1.250 mm, dan tinggi 1.180. Jarak terendah ke tanah (ground clearance) 150 mm atau 15 cm. Rangkanya terbuat dari pipa besi ¾ inci dan bodi berbahan fiber.
Empat rodanya menggunakan ban motor bebek ukuran 17 inci, berpelek jari-jari, dilengkapi empat keping rem cakram. Berat mobil listrik ini 150 kilogram. Mobil dilengkapi dengan sensor untuk medeteksi gerak kendaraan di belakang serta sensor temperatur untuk memantau suhu controller.
Dengan kondisi aki (kering) terisi penuh, menurut Jordan, mobil listrik ini sanggup melaju satu jam. Meski diklaim bisa mendaki tanjakan sampai kemiringan 25 derajat, mobil listrik ini tetap perlu ancang-ancang. Untuk mengisi baterai, lanjutnya, diperlukan waktu 5 jam.
Diakui Jordan, motor listrik ini masih sederhana karena memang minim anggaran. Biaya membuatnya dikalkulasi sekitar Rp 30 juta yang sebagian disumbang beberapa sponsor. Tim SAA ITK juga masih perlu donasi untuk membeli beberapa perlengkapan dan akomodasi perjalanan. ”Pengeluaran dari kocek pribadi, banyak yang tidak terhitung,” ujar Jordan.
Ketua tim mobil listrik, Herdi Aditya, mengatakan, ada enam kelas kategori di ajang KMLI IX di Politeknik Negeri Bandung, 22-26 November, itu. Keenamnya adalah efisiensi, kecepatan, percepatan, uji daya tanjak, slalom, dan pengereman.
Sekretaris Dinas Pendidikan Balikpapan Sayid Muhdar memberikan apresiasi yang tinggi. ”Dengan segala keterbatasan, mahasiswa ITK menunjukkan mereka bisa membuat (mobil listrik) dan langsung berkompetisi,” kata Sayid.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ITK Mochammad Purwanto berharap, ini menginspirasi mahasiswa-mahasiswi lainnya di ITK. ”ITK baru berusia tiga tahun, masih balita. Tetapi, karya mahasiswa bisa ke tingkat nasional,” ujar Purwanto.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.