MAGELANG, KOMPAS — Perum Bulog Sub-Divisi Regional Wilayah V Kedu mendapatkan pasokan 10.000 ton beras dari wilayah Semarang, Pati, dan Solo. Tambahan pasokan dari daerah lain diperlukan pada musim paceklik ini karena pasokan beras dari wilayah Kedu mulai merosot dan tidak mampu mencukupi kebutuhan untuk penyaluran beras untuk keluarga sejahtera.
”Tanpa tambahan pasokan tersebut, kegiatan penyaluran rastra (beras untuk keluarga sejahtera) di wilayah kami terganggu,” ujar Kepala Perum Bulog Sub-Divre Wilayah V Kedu Sony Supriyadi, Selasa (21/11).
Tambahan pasokan dari ketiga daerah itu mulai datang secara bertahap sejak Oktober hingga November ini. Wilayah V Kedu terdiri atas enam kota/kabupaten, yaitu Kota dan Kabupaten Magelang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Purworejo.
Setiap bulan, Sony mengatakan, pihaknya menyalurkan 5.800 ton rastra. Namun, sejak Oktober lalu, penyaluran sulit dilakukan dengan mengandalkan pasokan dari wilayah Kedu karena stok mulai menipis.
”Sejak Agustus, volume beras yang masuk ke gudang Bulog kurang dari 20 ton per hari. Kondisi tersebut tidak kunjung membaik dan selama September-Oktober pasokan hanya tiga atau empat kali dalam seminggu,” ujarnya.
Bulan ini, pasokan beras yang masuk ke gudang Bulog mulai meningkat, berkisar 35-70 ton. Namun, angka ini masih belum memenuhi kebutuhan dan masih jauh di bawah volume pasokan pada musim panen, yang bisa berkisar 300-400 ton per hari.
Kelangkaan panen
Kegiatan pengadaan beras ini, menurut Sony, saat ini masih terkendala kelangkaan panen, yang akhirnya memicu tingginya harga beras di pasaran yang kini Rp 8.900 hingga Rp 9.200 per kilogram (kg).
”Karena harga beras di pasaran sedang tinggi, banyak petani akhirnya menjual beras ke pasar dan menolak menjual kepada Bulog,” ujarnya. Harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras mencapai Rp 8.030 per kg.
Selain itu, tingginya intensitas hujan saat ini menyebabkan sebagian besar beras hasil panen berkadar air tinggi mencapai 15 persen. Padahal, syarat beras yang layak dibeli Bulog untuk kebutuhan penyaluran rastra berkadar air maksimal 14 persen.
Di sejumlah pasar di Kabupaten Magelang, dalam seminggu terakhir, harga beras mulai beranjak naik. Muryati (53), pedagang di Pasar Borobudur, mengatakan, harga beras medium seperti IR-64 yang semula Rp 10.000 per kg sekarang naik menjadi Rp 11.000 per kg. Harga beras jenis premium seperti mentik wangi juga naik dari Rp 12.000 per kg menjadi Rp 13.000 per kg.
Muryati mengatakan, kenaikan harga beras ini dipicu oleh kelangkaan stok akibat tidak adanya panen. Di tengah kondisi tersebut, menurut dia, banyak beras dari sejumlah daerah lain, seperti Jawa Timur, akhirnya mulai memasuki wilayah Kabupaten Magelang.