logo Kompas.id
NusantaraMarak Beredar Pupuk...
Iklan

Marak Beredar Pupuk Berkualitas Rendah

Oleh
· 2 menit baca

SEMARANG, KOMPAS — Pupuk berkualitas rendah diduga marak beredar di sejumlah sentra pertanian di wilayah Jawa Tengah bagian utara, menjelang awal musim tanam 2017/2018. Pupuk tersebut dijual jauh lebih murah ketimbang harga normal karena komposisi kandungannya lebih rendah. Kondisi tersebut dikeluhkan sejumlah petani di Kabupaten Kendal, Demak, dan Grobogan, Jawa Tengah. Pupuk yang dijual murah kebanyakan jenis NPK dan Phonska. Pupuk itu ditawarkan kepada petani dengan harga lebih murah Rp 15.000-Rp 20.000 per kilogram dibandingkan pupuk resmi.Ketua Gabungan Kelompok Tani Lanjar Mulai, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan, Hardiono, Senin (20/11), mengatakan, pupuk NPK yang resmi dijual Rp 120.000 per kg. Namun, pupuk NPK berkualitas rendah dijual Rp 105.000 per kg."Petani yang tidak pintar membedakan kemasan pupuk resmi bisa terkecoh membeli pupuk murah itu," kata Hardiono. Ia beberapa kali menjumpai penjualan pupuk jenis itu di sejumlah desa di Kecamatan Ngaringan. Penjualnya menggunakan mobil bak terbuka dan mengangkut beberapa karung pupuk. Setelah diperhatikan, pupuk itu bukan produksi dari pabrik resmi.Petani biasanya curiga karena merek dan kandungan pupuknya berbeda. Misalnya, pupuk resmi bernama Phonska, ternyata hanya ditulis Phoska. Jika di pupuk Phonska kandungan nitrogen (N) sebesar 15 persen, di pupuk Phoska hanya 1,5 persen. Penulisan 1,5 persen di karung diubah sehingga tersamarkan dan seolah terlihat 15 persen. Begitu halnya kandungan Kalium (K20) hanya 1,5 persen, dari mestinya 15 persen.Langkah antisipasiMenanggapi perkembangan itu Kepala Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana, Senin di Jakarta, mengatakan, untuk meminimalkan kecurangan distribusi pupuk bersubsidi, PT Pupuk Indonesia (PI) mengambil langkah antisipatif. Melakukan pewarnaan pupuk bersubsidi, penggunaan kantong dengan satu merek, dan penggunaan kode pada kantong. Selain itu, penebusan pupuk dilakukan dengan DO dan monitoring secara daring (online). Melalui upaya itu, pihaknya bisa mengawasi distribusi pupuk, mulai dari produsen hingga ke gudang produsen serta distributor di lini III (tingkat kabupaten). Pada saat yang sama juga terus meningkatkan efektivitas aparat di lapangan dalam mengawasi distribusi. Hal yang paling penting, kata Wijaya, PT Pupuk Indonesia melakukan tindakan upaya pencegahan yang lebih dini melalui sosialisasi. Hal itu dilakukan dengan pengenalan secara intensif pupuk dalam kemasan, merek, dan kandungannya. Selain itu, melakukan temu petani secara berkala, membangun demplot (petak percontohan budidaya pertanian), dan terus menginformasikan perkembangan stok yang ada. (WHO/AST)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000