Penumpang Diantar Bus
PURWOKERTO, KOMPAS — Tanah longsor yang menimbun rel KA jalur Cipeundeuy-Bumiwaluya, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (22/11) malam, mengganggu sedikitnya enam perjalanan KA. Sebanyak 914 penumpang, baik dari Surabaya maupun Solo tujuan Maos, Sidareja, Banjar Patroman, dan Tasikmalaya, terpaksa diantar menggunakan bus.
"Sejak Rabu pukul 23.00 hingga Kamis pagi, ada 615 penumpang yang diberangkatkan dari Kroya dan Purwokerto, dengan 15 bus yang disediakan PT KAI. Kamis siang ini (kemarin), ada 299 penumpang diantar menggunakan bus," kata Manajer Humas PT KAI Daerah Operasi V Purwokerto Ixfan Hendriwintoko, Kamis (23/11) di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah.
Ixfan menyampaikan, akibat longsor di Garut tersebut, perjalanan KA dari Surabaya dan Solo menuju Bandung, melewati Stasiun Kroya-Maos-Sidareja-Banjar Patroman-Tasikmalaya, dialihkan melewati jalur utara (Purwokerto-Cirebon-Cikampek-Bandung). "Penumpang turun di Kroya dan Purwokerto lalu diantar menggunakan bus ke stasiun tujuan, seperti Maos, Sidareja, Banjar Patroman, dan Tasikmalaya," kata Ixfan.
Sejumlah perjalanan KA yang terganggu adalah KA Kahuripan, KA Lodaya, KA Mutiara Selatan, KA Turangga, KA Malabar, dan KA Serayu. "Kami memohon maaf atas gangguan ini," katanya. Selain mengubah pola operasi, yaitu melewati jalur utara, PT KAI juga melayani pembatalan tiket dengan pengembalian 100 persen dari harga tiket.
Ixfan menambahkan, longsor terjadi di Daerah Operasi II Bandung, yaitu di antara petak jalan Cipeundeuy-Bumiwaluya Km 233+0/8. "Timbunan longsor ada di delapan lokasi dengan panjang bervariasi, ada yang sampai 100 meter. Tingginya pun berkisar 3 meter hingga 7 meter. Pembersihan rintangan jalan itu sedang diupayakan oleh tim," katanya.
Bunga (20), salah satu penumpang KA Lodaya dari Yogyakarta menuju Sidareja, terganggu adanya longsor tersebut. "Jadwalnya sampai di Sidareja 11.20. Tapi ini harus lewat Purwokerto dan ke Sidareja naik bus, mungkin baru sampai Sidareja pukul 13.00. Saya buru-buru karena ada saudara yang meninggal," kata Bunga bergegas naik bus dari PT KAI di Stasiun Purwokerto.
Terus dibersihkan
Dari Garut dilaporkan, material longsor yang menimbun jalur KA Cipeundeuy-Bumiwaluya terus dibersihkan hingga Kamis (23/11) malam. Longsor susulan masih bisa terjadi karena tebing di sekitar rel kereta masih labil akibat terus diguyur hujan lebat.
Longsor terjadi bertahap di delapan lokasi antara kedua stasiun itu, Rabu sore. Hingga Kamis pukul 19.30, tinggal satu lokasi longsor di Kilometer 231 yang belum tuntas dibersihkan. Sebab, volume material longsor itu paling besar, sepanjang 100 meter, lebar 5 meter, tinggi 2 meter.
Pantauan Kompas di lokasi kejadian, tiga alat berat dioperasikan untuk membersihkan material longsor dari tebing setinggi 100 meter tersebut. Puluhan petugas PT KAI juga diturunkan untuk menyingkirkan tanah dari jalur KA.
"Kondisi sekarang (Kamis malam) masih berbahaya. Tebing bekas longsor juga harus diantisipasi karena bisa longsor lagi saat hujan," ujar Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro saat meninjau lokasi, Kamis sore.
PT KAI Daop 8 Surabaya dan 7 Madiun, Jawa Timur, juga mulai memantau lokasi rawan banjir. Mereka menyiapkan tenaga pemantau dan menyiapkan peralatan khusus yang bisa digunakan sewaktu-waktu.
Manajer Humas PT KAI Daop 8 Gatut Sutiyatmoko, Kamis, mengatakan, ada 10 lokasi rawan banjir di wilayahnya. Lokasi itu tersebut tersebar, seperti Bangil, Pasuruan; Tanggulangin, Sidoarjo; dan Kepanjen, Malang.
Penanganan serupa dikatakan Manajer Humas PT KAI Daop 7 Supriyanto. Menurut Supriyanto, ada sekitar 11 jembatan rawan banjir, mulai dari Walikukun (Ngawi), hingga Blitar.