logo Kompas.id
NusantaraPIM Hentikan Produksi Pupuk
Iklan

PIM Hentikan Produksi Pupuk

Oleh
· 4 menit baca

LHOKSEUMAWE, KOMPAS — PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe, Provinsi Aceh, terpaksa menghentikan produksi pupuk lantaran pasokan gas terhambat. Berhentinya produksi itu dikhawatirkan membuat ketersediaan pupuk pada tingkat petani menipis.Manajer Humas PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) Zulfan Efendi dihubungi dari Banda Aceh, Jumat (24/11), mengatakan, sudah 10 hari PIM tidak memproduksi pupuk. Penyebab utama adalah pasokan gas dari PT Perta Arun Gas (PAG) tidak muncukupi. "Saat ini pasokan gas dari PT PAG mengalami gangguan. Jadi, bukan dari PIM yang bermasalah," kata Zulfan.Kebutuhan gas PT PIM dipasok PT PAG. Gas tersebut digunakan untuk mengoperasikan pabrik. Untuk mengaktivasi pabrik produksi amonia dan urea, dibutuhkan gas 55 MMBTU (juta metrik british thermal unit) per hari. Namun, yang dipasok saat ini hanya 10 MMBTU. Dengan pasokan gas minim, PIM tak dapat menghidupkan pabrik. "Gas sebanyak 10 MBBTU hanya dapat digunakan pembangkit listrik dan pengamanan tangki," ujar Zulfan.Menurut Zulfan, stok pupuk di tingkat petani di Aceh masih mencukupi untuk satu hingga dua bulan ke depan. Namun kalau pasokan gas tidak kunjung normal, dikhawatirkan stok pupuk pun menipis. "Jika tidak bisa produksi, kebutuhan pupuk akan dipasok oleh anak perusahaan PT Pupuk Indonesia. Kalau sudah produksi, kami ganti. Kami komitmen kebutuhan pupuk harus terpenuhi," kata Zulfan.Dihubungi terpisah, Vice President Production PT PAG Tarmizi menuturkan, pihaknya tidak bisa memasok gas seperti biasanya karena terkendala tidak adanya bahan kimia methyl diethanolamine (MDEA) untuk pemurnian gas. Bahan kimia itu selama ini dipasok dari India. Namun, sejak September ada kebijakan pembatasan ekspor dari negara tersebut."Saya tidak tahu mengapa mereka membatasi ekspor. Namun, kami sudah memberitahukan kepada mereka bahwa MDEA ini dipakai perusahaan negara. Kemungkinan mereka akan mengirimkan, tetapi pada Februari," jelas Tarmizi.Sembari menunggu ekspor dari India, PAG juga mencari bahan kimia tersebut ke perusahaan dalam negeri dan luar negeri agar PT PIM tetap biasa berproduksi. Saat ini pihaknya melakukan penawaran ke Singapura sebanyak 30 ton MDEA. "Kami berharap awal Desember sudah masuk sehingga pasokan gas ke PIM kembali normal," kata Tarmizi. Stok dijaminKemarin di Makassar, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat menjamin ketersediaan pupuk untuk musim tanam Oktober 2017-Maret 2018. Untuk itu, manajemen tak hanya mengawasi ketat distributor, tetapi juga menyiapkan cadangan hingga 1 juta ton pupuk bersubsidi berbagai jenis. "Kami ingin meyakinkan bahwa saat musim tanam dan kebutuhan pupuk meningkat, barangnya ada dan harganya terjangkau. Untuk kebutuhan tanam yang sebagian sudah berlangsung, yakni Oktober 2017 hingga Maret 2018, persediaan pupuk cukup dan kami akan memastikan penyaluran betul-betul sampai kepada petani. Kami bahkan punya cadangan 1 juta ton," ujar Aas Asikin Idat. Terkait komitmen itu, PT Pupuk Indonesia mengumpulkan distributor, agen, dan pengecer pupuk di wilayah Sulawesi Selatan. Temu koordinasi ini untuk memastikan stok di gudang pupuk tersedia dan mencegah kelangkaan pupuk bersubsidi. Kepala Corporate Communication PT Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, saat ini cadangan pupuk sebesar 1 juta ton telah terdistribusi ke seluruh Indonesia dan berada di gudang pupuk distributor. "Jika diminta, kami siap mengeluarkan. Intinya selain kebutuhan sesuai yang diminta pemerintah, cadangan juga telah kami siapkan. Tak hanya pupuk bersubsidi, cadangan pupuk nonsubsidi juga tersedia. Di luar cadangan itu, kami juga terus memproduksi harian untuk berjaga-jaga," kata Wijaya. Data PT Pupuk Indonesia, hingga 21 November 2017, stok pupuk nasional di lini III-IV untuk urea sebanyak 439.098 ton, NPK 290.039 ton, SP-36 134.638 ton, ZA 70.125 ton, dan organik 52.348 ton. Hingga 17 November 2017, pupuk yang disalurkan untuk tanaman pangan nasional 7.721.789 ton. Jumlah ini meliputi urea 3.409.704 ton, NPK 2.141.612 ton, SP-36 735.442 ton, ZA 859.481 ton, dan organik 575.551 ton. Adapun untuk Sulsel, hingga 17 November 2017 Pupuk Indonesia telah menyalurkan urea bersubsidi 264.601 ton, dari alokasi 2017 sebesar 298.684 ton. Untuk NPK sebanyak 109.372 ton, SP-36 42.762 ton, ZA 56.055 ton, dan organik 10.109 ton. Untuk memperlancar distribusi, PT Pupuk Indonesia diperkuat 1.286 distributor dan 39.825 kios yang tersebar di seluruh Indonesia. Terkait kenaikan harga gas, BUMN itu meminta pemerintah meninjau kembali harga untuk industri pupuk. Ini mengingat 70 persen komponen harga pupuk dipengaruhi harga gas. (REN/AIN)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000