BANDUNG, KOMPAS — Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengimbau warga untuk tidak melakukan aksi reuni gerakan 212. Menurut dia, aksi itu tidak lagi punya tujuan yang jelas, malah justru mengganggu aktivitas masyarakat.
”Saya kira tidak perlu (dilakukan reuni gerakan 212). Kegiatan itu menghabiskan energi kita sebagai bangsa,” ujar Wiranto di sela-sela seminar sekolah Perwira Siswa Pendidikan Reguler XLIV Sekolah Staf dan Komando TNI tahun 2017 bertajuk ”Merajut Kembali Semangat Persatuan dan Kesatuan Keindonesiaan sebagai Pusat Kekuatan Strategis Bangsa guna Menghadapi Tantangan Global” di Gedung Sesko TNI, Kota Bandung, Rabu (29/11).
Ia mengemukakan, gerakan massa 212 dan 411 adalah gerakan spontanitas dan situasional dalam konteks kompetisi pemilihan gubernur DKI Jakarta. Saat ini, pilgub sudah selesai, lantas Wiranto pun mempertanyakan tujuan aksi ini.
”Kan, pilgub sudah selesai, calon gubernur yang tidak disepakati sudah dipenjara, lalu apa lagi? Saya juga tidak tahu (reuni gerakan 212) ini tujuannya untuk apa,” ujar Wiranto.
Wiranto mengatakan, kegiatan itu justru kontraproduktif dan mengganggu aktivitas warga. Ia menyarankan massa yang hendak melakukan aksi itu sebaiknya fokus saja membantu pembangunan negeri dengan menjaga keamanan lingkungan dan mencegah paham radikalisme dan terorisme.
”Ini menghabiskan energi sebagai bangsa. Negara ini butuh keamanan. Saat ini, negara sudah on the right track, orientasi pemerintah adalah bagaimana membangun negeri ini untuk memenangi persaingan global. Kalau banyak hal kecil seperti ini yang kemudian merusak kebersamaan sebagai bangsa, maka ini tidak ada gunanya,” ujar Wiranto.
Meski menilai reuni 212 tidak perlu dilakukan, bukan berarti pemerintah melarangnya.
”Ya, kalau mau kumpul lagi satu dua orang ke Jakarta untuk foto-foto, ya, silakan. Tapi, jangan banyak-banyak. Kasihan rakyat lainnya yang mau bekerja dan beraktivitas menjadi terganggu,” ujar Wiranto.