KARANGASEM, KOMPAS — Warga terdampak aktivitas Gunung Agung, Karangasem, Bali, yang tersebar di sejumlah titik pos pengungsian mengeluhkan keterbatasan bantuan logistik yang diperoleh. Hingga hari ketiga setelah Gunung Agung berstatus Awas, kebutuhan obat-obatan dan sejumlah bahan pokok belum terpenuhi.
Komang Suta (33), pengungsi di Banjar Tojan, Klungkung, Kamis (30/11), mengatakan, bantuan logistik diberikan pada hari kedua warga mengungsi, yakni Selasa (28/11) siang. Mereka telah memperoleh bantuan, antara lain beras, minyak goreng, mi instan, sikat gigi, dan sabun.
Namun, jumlah yang mereka peroleh terbilang sedikit, misalnya 19 kilogram beras diperuntukkan bagi 14 orang serta untuk jatah satu pekan. Artinya, jatah setiap orang sekitar 0,2 kg beras per hari. Hal tersebut berbeda dengan kondisi pengungsian ketika Gunung Agung berstatus Awas pertama kali pada September lalu. Ia memperoleh 0,4 kg beras per hari.
Selain itu, setiap keluarga hanya mendapat satu sikat gigi. Padahal, Suta mengungsi berlima dengan keluarganya. ”Kami harus siasati keterbatasan itu dengan menghemat penggunaan logistik yang ada, misalnya kami hanya makan dua kali sehari, yakni makan siang dan makan malam,” ujarnya.
Untuk menghemat bahan pangan, mereka juga menyiasatinya dengan memasak menggunakan bahan-bahan yang tersisa dari bantuan saat pengungsian September lalu. ”Saya kira, pemerintah memiliki anggaran untuk penanggulangan bencana. Tapi, kok, ketika bencana berlangsung di depan mata, penanggulangannya terasa berkurang?” ucap Suta.
Keterbatasan bantuan logistik juga dirasakan pengungsi di pos pengungsian STT Yowane Giri Shanti, Manggis. Pengungsi di lokasi yang ditempati lebih dari 50 orang itu sejak Selasa telah menerima bantuan berupa 30 kg beras, 1 dus mi instan, dan sayur-mayur. Akan tetapi, para pengungsi tidak mengetahui kapan bantuan berikutnya akan diberikan pemerintah. Mereka khawatir bantuan tersebut tidak cukup karena selalu ada penambahan pengungsi setiap hari.
”Air mineral, obat-obatan, dan popok sangat kami perlukan untuk kesehatan sekaligus kebersihan kami. Tetapi kami belum tahu, apa akan segera mendapat bantuan itu,” tutur Jero Rasmin (45), pengungsi di pos STT Yowane Giri Shanti.
Menurut sejumlah pengungsi, keadaan ini berbeda dibandingkan saat mengungsi September lalu. Bantuan logistik cepat sampai ke tangan mereka.
Padahal, Selasa (28/11), Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menjamin kebutuhan logistik pengungsi Gunung Agung di Bali tercukupi selama masa tanggap darurat bencana. Pemerintah pusat telah meningkatkan stok cadangan beras secara nasional menjadi 278.000 ton. Sebanyak 378 ton di antaranya didistribusikan ke Bali. Masyarakat terdampak erupsi di Bali tidak perlu khawatir tentang kebutuhan logistik, terutama bahan pangan pokok (Kompas, 29/10).
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.