TEMBAGAPURA, KOMPAS — Kelompok Kriminal Bersenjata pimpinan Ayub Waker menembaki sejumlah mobil operasional Freeport Indonesia saat melintas di Mil 60, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Jumat (1/12) pukul 10.10 WIT. Dua sopir mobil, yakni Ahmad Susanto dan Puryanto, terluka dalam insiden ini karena terkena serpihan kaca.
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal di Jayapura ketika dikonfirmasi mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembaki konvoi mobil dari Tembagapura ke Timika dari atas bukit.
”Tembakan mengenai helm antipeluru yang dikenakan korban bernama Ahmad Susanto. Korban yang gugup kemudian tidak berkonsentrasi dalam mengendarai. Akibatnya, mobilnya keluar jalur sehingga terjadi kecelakaan beruntun,” kata Kamal.
Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menembaki konvoi mobil dari Tembagapura ke Timika dari atas bukit.
Ia menuturkan, dalam insiden tersebut, Ahmad mengalami luka di bagian wajah dan bibir, sedangkan Purwanto mengalami di tangan kanan.
”Setelah kejadian, aparat keamanan langsung mengevakuasi dua korban ke Rumah Sakit Tembagapura untuk mendapatkan perawatan medis,” tuturnya.
Kamal menambahkan, konvoi kendaraan ataupun bus yang mengangkut karyawan PT Freeport dari Timika ke Tembagapura dan sebaliknya dihentikan setelah insiden tersebut.
Abisai Rollo, salah satu tokoh masyarakat di Papua, menduga, masih adanya aksi dari kelompok yang bertentangan dengan ideologi NKRI disebabkan belum meratanya pembangunan.
”Diperlukan dialog antara aparat keamanan dan kelompok separatis tersebut sehingga tercapai solusi untuk menghentikan konflik di Papua,” kata Abisai.
Berdasarkan data Bidang Humas Polda Papua, total telah terjadi 14 kali aksi penembakan yang dimulai sejak 21 Oktober hingga Jumat ini.
Total terdapat 14 korban luka dan 2 korban meninggal akibat terkena tembakan, yakni anggota Brimob Detasemen B Timika Briptu Berry Pramana Putra dan Brigadir Kepala Firman.
Total telah terjadi 14 kali aksi penembakan yang dimulai sejak 21 Oktober hingga saat ini.
Sementara 14 korban luka ini terdiri dari 7 anggota Brigade Mobil Detasemen B Timika, 1 tenaga dokter, 4 pegawai Freeport, 1 sopir Rumah Sakit Waa Banti, dan salah seorang warga setempat bernama Serina Kobogau.