KARANGASEM, KOMPAS — Siapa sangka istilah kegunungapian dari Indonesia digunakan secara internasional. Lahar merupakan sumbangsih dari Indonesia untuk vulkanologi.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur Devy Kamil Syahbana menyampaikan hal itu di Pos Pemantauan Gunung Agung, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Sabtu (2/12).
”Sebelumnya dunia vulkanologi menggunakan istilah mud flow atau aliran lumpur. Namun, sebenarnya aliran itu bukan lumpur, melainkan material vulkanik yang bercampur air,” ujarnya.
Devy menjelaskan, material vulkanik yang bercampur air itulah yang disebut lahar. Dunia vulkanologi internasional juga menggunakan istilah lahar sebagai term ilmiah.
Dalam laman resmi United State Geological Survey (USGS) dijelaskan, Lahar is an Indonesian term that describes a hot or cold mixture of water and rock fragments that flows down the slopes of a volcano and typically enters a river valley. Small seasonal events are sometimes referred to as ”debris flows”, especially in the cascades.
Devy menambahkan, lahar berdasarkan mekanisme terdiri dari lahar hujan dan lahar letusan.
Lahar hujan terjadi karena aliran material vulkanik tersebut terbawa aliran hujan, sedangkan lahar letusan merupakan material vulkanik yang terbawa letusan.
Sementara berdasarkan temperaturnya, lahar terdiri dari lahar dingin dan lahar panas. Menurut Devy, lahar yang terbawa aliran hujan belum tentu lahar dingin karena bisa saja memiliki temperatur yang panas. (GER)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.