Hal itu dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Sail Sabang 2017, Sabtu (2/12), di Terminal Container 3, Badan Pengusahaan Kawasan Bebas Sabang. Menurut Kalla, wisata kini menjadi penggerak ekonomi di samping sektor perdagangan. ”Sabang sangat penting di samping punya kekayaan alam, infrastruktur pelabuhan sudah baik, masyarakat yang plural mudah menerima tamu,” katanya.
Sail Sabang 2017 berlangsung sejak 28 November hingga 5 Desember. Lebih dari 20.000 pengunjung diperkirakan hadir selama pelaksanaan, 3.000 orang di antaranya adalah turis asing.
Karena cuaca kurang baik, hujan, dan angin kencang, beberapa atraksi batal digelar. Namun, pertunjukan tarian kolosal tentang Laksamana Malahayati yang melibatkan 300 penari membuat pengunjung terhibur.
Sail Sabang merupakan sail terbesar dibandingkan dengan sail sebelumnya dengan melibatkan 13 kapal TNI AL, 1 kapal riset LIPI, 18 yacht, pesawat TNI AU, dan 1 kapal rumah sakit, serta dimeriahkan 26 kegiatan.
Wapres Kalla optimistis Sail Sabang berdampak positif bagi kemajuan wisata bahari di Sabang. Karena itu, pembangunan Sabang kini digeser dari pelabuhan perdagangan bebas ke sektor wisata. Hal itu sejalan dengan kemajuan yang telah dicapai. Setiap tahun, jumlah kunjungan wisatawan ke Sabang naik.
Pada masa Kolonial Belanda, Pelabuhan Sabang menjadi tempat transit kapal dagang untuk mengisi air dan bahan bakar. Seiring kemajuan teknologi, kapal-kapal itu sudah dapat menyediakan air bersih sendiri, pelabuhan Sabang pun sepi.
Pembangunan harus menyesuaikan dengan perubahan zaman dan teknologi. Wisata kini menjadi kebutuhan hidup setelah kebutuhan primer terutama bagi masyarakat kelas menengah ke atas. Indonesia dengan segala potensi wisata bahari harus memanfaatkan peluang ini. ”Wisata lebih mudah karena menjual anugerah alam. Tapi, perlu membangun citra positif dan cerita sehingga ada sesuatu yang membuat orang tertarik,” ujar Kalla.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Sail Sabang melahirkan tiga program berkelanjutan, yaitu terbukanya jalur kapal pesiar dan yacht Sabang, Phuket, dan Langkawi; kompetisi menyelam bebas tingkat internasional; serta budidaya perikanan terintegrasi.
”Sabang harus menjadi terminal bagi turis internasional wisata bahari. Sektor wisata lokomotif kemajuan ekonomi, pada 2019 target menjadi penyumbang devisa terbesar,” kata Luhut.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf menegaskan, sektor kemaritiman menjadi prioritasnya. ”Kami mengembangkan industri perikanan, dalam waktu dekat ada ekspor tuna ke Tokyo,” katanya. (AIN)