Remaja 18 Tahun Hamil, Pelaku Ternyata Paman Sendiri
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
NUNUKAN, KOMPAS — Seorang remaja berumur 18 tahun di Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menjadi korban pemerkosaan oleh pamannya sendiri. Remaja yang masih berstatus pelajar SMA itu dicurigai ibunya karena terlambat haid dan ternyata hamil. Pelaku sudah ditangkap polisi.
”Kalau korban tidak hamil, kasus ini mungkin tidak akan pernah terungkap. Ini menjadi evaluasi kita bersama, terutama orangtua, agar lebih berhati-hati. Orang dekat bisa menjadi pelaku,” kata Kepala Bagian Humas Kepolisian Resor Nunukan Inspektur Satu M Karyadi, Rabu (6/12) petang.
Terungkapnya kasus berawal dari kecuriaan ibu korban lantaran anaknya (sebut saja N) tidak kunjung datang bulan. Salah satu saudara ibu korban kemudian membeli alat tes kehamilan untuk mengetes urine N. Hasil tes itu menunjukkan N ternyata memang hamil.
”Pihak keluarga kemudian memastikan lagi dan ternyata anaknya (N) memang hamil sekitar sebulan. Remaja perempuan ini lalu mengaku bahwa pamannya sendiri, RN (40-an tahun), yang menghamilinya, bahkan sudah dicabuli berkali-kali, dan pasti sudah sejak lama,” kata Karyadi.
RN yang pekerjaannya nelayan rumput laut ini pun lalu dicari dan diringkus polisi di rumahnya, di daerah Nunukan Barat. Awalnya pelaku sempat menyangkal, tetapi akhirnya mengakui.
Kepada polisi, RN mengaku membujuk dan merayu korban serta mengajak berhubungan badan. Pelaku sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.
”Pelaku ini, saudara ibu korban, sebenarnya dekat dengan keluarga korban, juga dekat dengan korban. Mungkin karena itulah pihak keluarga malah tidak curiga. Tetapi, inilah yang sering dimanfaatkan pelaku, dan korban pun takut melapor,” ujar Karyadi.
Korban saat ini kelas XII di salah satu SMA di Nunukan. Karyadi mengutarakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak sekolah dan pemkab terkait ini. ”Bagaimanapun korban masih pelajar. Butuh pendampingan dan hak belajarnya juga terpenuhi,” katanya.
Pemerhati masalah anak dan perempuan, yang juga aktivitis sosial, Chita Wijaya, prihatin atas kasus ini. Ia tidak kaget ketika pelaku adalah orang dekat korban. ”Dalam banyak kasus yang saya temui, pelaku perkosaan dan pencabulan masih kerabat korban,” ucap Chita.