Prediksi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali melalui Laporan Outlook Ekonomi Bali Tahun 2018, kondisi aktivitas vulkanik Gunung Agung yang berkepanjangan, mulai dari pergerakan pertama September lalu hingga erupsi 21 November, menggerus pertumbuhan ekonomi Bali. Kondisi ini dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi hingga 3 persen dari 6,22 persen yang dicapai akhir Oktober 2017.
”Penopang ekonomi Bali hampir 90 persennya adalah dari industri pariwisata. Seandainya pertanian bangkit, itu belum bisa menutup potensi kehilangan dari sektor pariwisata ini,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Causa Iman Karana, di Denpasar, kemarin.
Sesuai prediksi laporan itu, penutupan Bandara Internasional Ngurah Rai, Kabupaten Badung, saat erupsi besar dan berkepanjangan berdampak pada hilangnya potensi pemasukan pariwisata sekitar Rp 2,3 triliun (dari wisatawan asing dan domestik). Selain itu, kerugian bandara sekitar Rp 4 miliar per hari.
Pantauan Kompas di Pasar Sukawati, Gianyar, Rabu, sepi hampir lebih dari sepekan sejak erupsi. Puluhan pedagang di pusat oleh-oleh tradisional Bali itu membuka tokonya lebih siang, dari biasanya pukul 09.00 Wita. Bahkan, beberapa toko tutup sepanjang hari. Suasana Pasar Sukawati pun sepi hingga pukul 12.00 Wita. Pemandangan itu berbeda jauh dari biasanya.
”Sepi. Wisatawan jarang datang lagi. Banyak pemilik toko malas buka pagi. Nah, timpal tiyang (teman saya) malahan tidak buka sudah beberapa hari ini,” kata I Made Budiartha, pedagang suvenir di Blok B, kemarin.
Budiartha mengeluhkan turunnya hasil penjualan mencapai 70 persen. Dalam sehari, biasanya terjual suvenir sedikitnya 20 buah. Belakangan, hanya lima yang laku atau tidak satu pun.
Hal serupa dirasakan Rufinus Alto Istiana Putra, pemasok sayuran masakan Eropa untuk hotel dan restoran di Denpasar. Ia mengatakan, pemesanan aneka sayur, misalnya basil, alfalfa, dan salad topping, turun sejak erupsi pertama, 21 November lalu.
”Biasanya, pengiriman aneka sayuran itu 50 pak sampai 100 pak. Namun, hari per hari semakin sedikit,” ujar Alto.
Guru Besar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Dharma Putra mengatakan, pemerintah harus ekstrakeras mempropagandakan keamanan dan kenyamanan berwisata di Bali. (AYS/GER/BAH)