Amrullah (28), petani di Desa Cot U Sibak, Lhoksukon, mengatakan, sawahnya seluas 2.500 meter persegi terendam sejak Jumat (1/12). Padahal, dua pekan lagi, tanaman padi miliknya semestinya sudah dipanen. ”Padi tidak bisa diselamatkan, semuanya tenggelam,” ujarnya.
Amrullah mengaku merugi hingga Rp 9,5 juta. Kerugian terdiri dari modal tanam, seperti biaya bajak, upah tanam, dan pembelian pupuk, serta lenyapnya potensi panen 1.500 kilogram gabah. ”Ongkos bajak saja masih utang. Biasanya saya bayar setelah panen,” ucapnya.
Jamilah (38), petani Desa Cot U Sibak lainnya, bahkan mengeluhkan persediaan beras untuk makan sehari-hari sudah habis sehingga terpaksa berutang kepada tetangga. Mereka berharap pemerintah membantu benih dan modal bagi petani yang gagal panen akibat dilanda banjir.
Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Aceh Utara Syarifuddin, pemerintah berkomitmen membantu petani. Namun, bentuk bantuan belum bisa dipastikan. ”Kami juga akan mengusulkan bantuan ke pemerintah pusat,” ujarnya.
Kamis sore, banjir di Lhoksukon mulai surut. Warga mulai kembali ke rumah membersihkan lumpur sisa banjir. Namun, aktivitas belajar mengajar di sekolah belum normal.
Rehabilitasi Pacitan
Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Blitar memaparkan, bencana alam di Kabupaten Pacitan, beberapa waktu lalu, menyebabkan 4.800 rumah rusak. Pemprov Jatim bersama TNI dan Polri bakal membenahi kerusakan rumah secara bertahap dan ditargetkan rampung akhir tahun. Alokasi dana yang disiapkan guna perbaikan kerusakan rumah dan infrastruktur sekitar Rp 100 miliar yang berasal dari APBD Provinsi Jatim.
Bencana banjir dan longsor di Pacitan menewaskan 25 orang, terdiri dari 6 orang akibat banjir dan 19 orang akibat longsor. Upaya pencarian korban terakhir oleh tim SAR Terpadu dilakukan Selasa (5/12). Banjir akibat badai siklon Cempaka menerjang 33 kelurahan di 5 kecamatan. Selain banjir, longsor juga terjadi di 10 titik di 4 kecamatan.
Dihubungi secara terpisah, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Joko Budi Utomo mengatakan, hujan masih berpotensi terjadi di wilayah Pacitan. Namun, intensitasnya berkurang dibandingkan dengan sebelumnya. Walau begitu, dia meminta warga tetap waspada. Pasalnya, puncak musim hujan diperkirakan baru terjadi pada Januari hingga Februari.
Masih di Jatim, banjir akibat pasang air laut sejak tiga hari terakhir, hingga Kamis sore masih melanda Desa Kupang, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo. Rob menggenangi 130 rumah serta ratusan hektar sawah dan tambak.
”Rob melanda Dusun Kali Alo dan Tanjung Sari. Ketinggian air saat pasang mencapai 100 cm,” ujar Salihan, warga Dusun Tanjung Sari. (AIN/WER/NIK)