MATARAM, KOMPAS — Wisatawan Malaysia semakin banyak yang berwisata ke Lombok, Nusa Tenggara Barat. Adanya penerbangan langsung dari Kuala Lumpur-Lombok menjadi pendukung animo wisatawan negara tetangga itu berkunjung ke Lombok yang meraih predikat sebagai destinasi wisata halal dunia.
”Selama dua tahun terakhir ini, kami menggarap pasar Malaysia karena menjadi pasar potensial pariwisata Lombok. Malah kami ada kerja sama dengan pelaku pariwisata Negeri Sembilan untuk melakukan promosi bersama untuk pariwisata Lombok dan Negeri Sembilan,” kata Hadi Faesal, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia NTB, Jumat (8/12), di Mataram, Lombok.
Sebelumnya Kadek Adimadri, Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik NTB, mengatakan, selama Oktober 2017, tercatat 3.846 wisatawan Malayasia yang berkunjung ke Lombok, kemudian 843 wisatawan China, disusul 652 wisatawan Korea Selatan, 488 wisatawan Inggris, dan 398 wisatawan Jerman. Wisatawan mancanegara itu dari negaranya menggunakan pesawat menuju ke Bandara Internasional Lombok.
Menurut Hadi Faesal, tren kunjungan wisatawan Malaysia terus membaik setelah selama tiga tahun meraih beberapa penghargaan Destinasi Wisata Halal dari World Halal Tourism Award pada 2015 dan 2016. Raihan penghargaan ini menjadi viral di media sosial, apalagi para wisatawan Malaysia melihat langsung obyek-obyek wisata di Lombok, seperti Gunung Rinjani, Pantai Mandalika, Kute, Lombok Tengah, Desa Sembalun dan sekitarnya, di Lombok Timur, dan Gili Trawangan, Lombok Utara.
Obyek wisata itu didukung pula oleh produk cenderamata (kain tenun), makanan ringan, dan kuliner khas Lombok yang citarasanya tidak beda jauh dengan kuliner di Malaysia. Adanya penerbangan Air Asia tiap hari rute Lombok-Kuala Lumpur. Biasanya wisatawan China, Hong Kong dan Korsel transit dahulu di Kuala Lumpur baru menuju Lombok. Dengan demikian, semakin terbuka akses wisatawan dari negara-negara itu ke Lombok, tutur Hadi Faesal.
Untuk memberi kenyamanan bagi wisatawan, Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin dan instansi terkait melakukan aksi penghijauan dengan menanam 2.800 bibit pohon, di antaranya pohon tiin yang didatangkan dari Timur Tengah, trembesi dan alpukat di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika Kute, Jumat pagi.
”Penghijauan ini tindak lanjut dari perintah Presiden Joko Widodo saat meresmikan dimulainya pembangunan KEK Mandalika,” ujar Amin. Saat itu, Presiden Joko Widodo melihat tanah gundul dan perbukitan gundul botak tanpa tegakan pohon. Hal ini bisa menjadi ancaman banjir dan tanah longsor bagi masyarakat di sekitar kawasan.
Oleh karena itu, mengingat pemanfaatan sumber daya alam harus sejalan dengan kaidah-kaidah konservasi, Presiden memerintahkan Indonesia Tourism Development Coorporation—pengelola lahan KEK Mandalika Kute, jajaran Pemerintah Provinsi NTB, Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, dan masyarakat agar menghijaukan kawasan itu sehingga asri dan menambah kenyaman bagi wisatawan.