Pasar Tradisional di Magelang Punya Tempat Penitipan Anak
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Tempat penitipan anak resmi dibuka di Pasar Rejowinangun, Kota Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/12). Penambahan fasilitas ini terbilang langka di Indonesia.
”Dengan penambahan fasilitas tersebut, Pasar Rejowinangun menjadi satu-satunya pasar tradisional yang memiliki TPA,” ujar Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina saat meresmikan TPA di Pasar Rejowinangun, Minggu (10/12).
Dengan adanya tambahan fasilitas ini, menurut Windarti, Kota Magelang yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai Kota Layak Anak (KLA) untuk kategori nindya bisa naik peringkat menjadi KLA kategori utama.
Pasar Rejowinangun tahun ini mendapatkan penghargaan Anugerah Pancawara dari Kementerian Perdagangan sebagai pasar tradisional terbaik se-Indonesia untuk kategori pasar dengan jumlah pedagang lebih dari 500 orang. Tersedianya TPA, menurut Windarti, diharapkan semakin membuat pasar Rejowinangun nyaman dikunjungi orang dari mana pun.
”Dengan penambahan beraneka ragam fasilitas ini, Pasar Rejowinangun diharapkan semakin ramai dikunjungi dan mampu berkembang menjadi destinasi wisata belanja,” ujarnya.
TPA di Pasar Rejowinangun didirikan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Magelang. Ketua GOW Kota Magelang Sri Redjeki Soelistiyono mengatakan, TPA di Pasar Rejowinangun sebenarnya sudah ada sejak tahun 1986. Tahun 2008, setelah terjadi kebakaran yang menghanguskan banyak ruangan, termasuk TPA, fasilitas tersebut ditiadakan.
Tahun 2014, TPA kembali dibangun. Namun, karena berlokasi di dekat los daging ayam, TPA pun jarang dikunjungi dan difungsikan. Tahun ini, TPA kembali dibangun di dekat kantor Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Rejowinangun.
Meski baru diresmikan Minggu (10/12), TPA ini sebenarnya sudah beroperasi sejak tiga bulan lalu. Setiap hari, TPA ini menampung 20 anak, dan dua di antaranya masih bayi, berumur 2 bulan dan 4 bulan. Sekitar 75 persen dari anak-anak tersebut adalah anak pedagang pasar.
Biaya menitipkan anak Rp 3.500 per anak per hari. Untuk operasional sehari-hari, TPA ini juga mendapatkan banyak sumbangan dari pihak ketiga, termasuk ibu-ibu, para anggota GOW. Selain sumbangan uang, beberapa di antara mereka juga memberikan sumbangan mainan dan peralatan bayi lainnya.