Festival Teluk Pemuteran Padukan Konservasi dan Seni Budaya
Oleh
Cokorda Yudistira M Putra
·3 menit baca
BULELENG, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Buleleng bersama pemerintah dan masyarakat Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali, menyelenggarakan Festival Teluk Pemuteran (Pemuteran Bay Festival) 2017 sebagai upaya menarik kunjungan wisatawan dan membangkitkan aktivitas masyarakat di Buleleng bagian barat.
Festival yang dimulai Rabu (13/12) hingga Sabtu (16/12) memadukan kegiatan konservasi lingkungan di kawasan Teluk Pemuteran dengan pelestarian seni budaya setempat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng yang juga panitia Festival Teluk Pemuteran, I Nyoman Sutrisna, menyatakan, penyelenggaraan festival menjadi upaya menggairahkan industri pariwisata di Bali, terutama di Kabupaten Buleleng.
”Festival ini diinisiasi bersama antara pemerintah, pelaku usaha pariwisata, pemuka masyarakat Pemuteran, dan masyarakat Pemuteran,” kata Sutrisna dalam pembukaan festival di Tanjung Budaya Pemuteran, Rabu malam.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra mengatakan, festival menjadi penarik kunjungan wisatawan ke daerah tujuan wisata di Buleleng, khususnya di Desa Pemuteran, di tengah-tengah kondisi pariwisata Bali yang terdampak bencana erupsi Gunung Agung.
Menurut Sutjidra, festival yang diselenggarakan bersama antara pemerintah, pengusaha pariwisata, dan masyarakat diharapkan mampu mendorong minat berwisata.
”Desa Pemuteran menjadi unggulan karena sudah dikenal sebagai desa yang mampu melestarikan kawasan terumbu karang,” kata Sutjidra.
Desa Pemuteran menjadi unggulan karena sudah dikenal sebagai desa yang mampu melestarikan kawasan terumbu karang.
Pembukaan festival dimeriahkan dengan bermacam pergelaran seni yang melibatkan masyarakat setempat, di antaranya parade busana adat Nusantara oleh murid-murid dari taman kanak-kanak di Desa Pemuteran, parade busana kreasi dari pelajar sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di Kecamatan Gerokgak, pementasan seni tradisi Gebug Ende, serta pementasan tari kreasi Mutering Jagat oleh 50 penari dari Kabupaten Buleleng. Festival Teluk Pemuteran 2017 mengangkat tema ”Menjelajahi Keindahan Teluk”.
Terumbu karang
Desa Pemuteran yang berlokasi di Buleleng bagian barat memiliki pesona wisata bahari dengan kawasan pantai dan sekaligus berdekatan dengan perbukitan. Di Teluk Pemuteran terdapat kawasan terumbu karang dan menjadi lokasi transplantasi terumbu karang dengan teknologi aliran listrik arus searah metode biorock.
Upaya pelestarian terumbu karang di Desa Pemuteran dikelola masyarakat melalui Yayasan Karang Lestari Bali dan menjadi model upaya rehabilitasi terumbu karang biorock Indonesia. Pelestarian terumbu karang di Teluk Pemuteran, Desa Pemuteran, sudah diakui kalangan dunia dan mendapatkan sejumlah penghargaan, baik berskala nasional maupun internasional, di antaranya Equator Prize 2012 dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Serangkaian kegiatan Festival Teluk Pemuteran diselenggarakan pula Program Konservasi Biorock di Desa Pemuteran mulai Selasa (12/12) yang menjadi acara sampingan (side event) festival. Rabu pagi, sejumlah penyelam setempat memasang kerangka besi dan patung Garuda di Teluk Pemuteran. Kerangka besi itu merupakan fondasi patung sekaligus sebagai tempat bertumbuhnya terumbu karang dengan menggunakan metode biorock.
Vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji alias Kaka, turut bersama penyelam di Desa Pemuteran dalam pemasangan kerangka fondasi dan patung Garuda pada Rabu pagi. Kaka menyatakan kagum setelah melihat terumbu karang yang ada di Teluk Pemuteran.
Koordinator Nasional Biorock Indonesia, Prawita Tasya Karissa, mengatakan, metode biorock sudah diterapkan di belasan lokasi di Indonesia, di antaranya di Kepulauan Seribu Jakarta, Maluku, dan Bali.
Di Bali terdapat tiga lokasi di Kabupaten Buleleng, yakni di Desa Pemuteran, Desa Pejarakan, dan Desa Tejakula. ”Desa Pemuteran adalah proyek percontohan metode biorock yang berhasil karena masyarakat terlibat dan berpartisipasi dalam upaya pemulihan dan pelestarian terumbu karangnya,” kata Tasya secara terpisah.