CIREBON, KOMPAS — Masyarakat di sekitar Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, khawatir terdampak pencemaran limbah medis yang dibuang sembarangan. Pembuangan limbah medis itu diduga melibatkan oknum aparat.
”Kami khawatir anggota keluarga bisa tertular penyakit akibat limbah medis itu,” ujar Awang (25), warga Panguragan, Selasa (12/12) di Cirebon.
Kami khawatir anggota keluarga bisa tertular penyakit akibat limbah medis itu.
Menurut tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), limbah medis itu berupa jarum suntik bekas, wadah cairan infus, dan kemasan obat penyakit menular. Jumlahnya diperkirakan 250 ton, tersebar di area seluas 2.500 meter persegi di kedalaman 5 meter.
Label kemasan menunjukkan, limbah medis berasal dari tujuh rumah sakit umum daerah dan swasta di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan (DKI Jakarta), Kabupaten Tasikmalaya, Karawang, dan Cirebon (Jabar), serta Pringsewu (Lampung). Tempat pembuangan limbah itu berjarak 3 meter dari Sungai Winong yang melintasi sejumlah desa dan kecamatan di Cirebon.
Dani, warga Panguragan lain, mengatakan, usaha limbah medis sebenarnya sudah ada sejak tahun lalu. Limbah itu dibersihkan lalu diperjualbelikan sejumlah warga. ”Saya resah, tetapi tak berani lapor. Ada oknum aparat yang terlibat,” ujar Dani.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cirebon Hermawan mengatakan, limbah medis diduga berasal dari pelaku usaha barang bekas setempat. Pihaknya mengedepankan pembinaan sebab warga belum tahu bahaya limbah medis.
Kepala Seksi Jasa Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) KLHK Christoper Sirait mengatakan, limbah medis bersifat infeksius. Orang yang terpapar akan terinfeksi virus sehingga bisa kena penyakit kulit, kanker, atau penyakit lain. ”Karena itu, limbah harus segera dimusnahkan,” ujarnya.
Tim KLHK menyelidiki kasus tersebut. Minggu (10/12), lokasi penemuan limbah disegel untuk mengumpulkan barang bukti.
Di Bandung, Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi Kolonel M Desi Ariyanto mengatakan, Panglima Daerah Militer III Siliwangi Mayor Jenderal Doni Monardo mendukung penuh penyelidikan pencemaran limbah medis di Cirebon. ”Kalau ada oknum TNI yang ditemukan terlibat, kami tidak segan menindak sesuai hukum,” ujar Desi.
Dukung investigasi
Wali Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Rizal Effendi mendukung investigasi kasus limbah medis yang akan dilakukan KLHK.
”Kami mendukung KLHK. Kami sudah melakukan investigasi, tetapi memiliki keterbatasan. Kasus ini akan menjadi evaluasi bagi kami,” ujar Rizal, Selasa.
Rektor Universitas Balikpapan (Uniba) Piatur Pangaribuan menyatakan, kasus ini semestinya tak terlampau sulit dituntaskan. ”Namun, instansi dan dinas-dinas di daerah terlihat pasif. Sejak hari pertama kejadian, pantai tetap dibuka,” katanya.
Banyak jarum suntik, wadah cairan infus, dan kemasan obat berserakan di Pantai Kemala, Balikpapan, 22 Oktober lalu. Pantai di belakang RS Bhayangkara itu baru bersih pada hari keempat.
Piatur menilai pernyataan Dinas Lingkungan Hidup Balikpapan bahwa limbah medis dari laut dan tidak diketahui pelakunya adalah aneh.