BANDUNG, KOMPAS — Warga diimbau untuk mewaspadai bakal marak beredarnya kabar bohong dan fitnah menjelang perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018. Keduanya rentan jadi bahan provokasi yang bisa mengganggu keamanan dan ketertiban.
”Warga harus lebih jernih dan kritis saat berbagai informasi. Jangan terpancing provokasi pihak tertentu,” kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektor tentang Kesiapan Pengamanan Operasi Lilin Lodaya 2017 di Markas Kepolisian Resor Kota Besar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/12).
Warga harus lebih jernih dan kritis saat berbagai informasi. Jangan terpancing provokasi pihak tertentu.
Turut hadir dalam acara itu adalah Kepala Polrestabes Bandung Komisaris Besar Hendro Pandowo, Komandan Distrik Militer 0618/BS Kota Bandung Kolonel Arfin Dahlan, dan Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara Husein Sastranegara Kolonel Iman Handojo.
Untuk memperkuat harapan itu, Ridwan Kamil juga meminta kepolisian dan TNI untuk ikut memberi edukasi dan informasi yang benar. Dia yakin, saat hal itu dilakukan bersama-sama, maka kehadiran oknum penyebar kabar bohong bisa diketahui sejak dini. Dia tidak ingin insiden pembubaran perayaan Natal di Bandung oleh kelompok tertentu setahun lalu terjadi kembali.
Beribadah merupakan hak setiap warga negara di Indonesia. Maka, menjadi kewajiban negara untuk hadir dan memenuhi hak warganya tersebut.
Ridwan Kamil mengatakan, beribadah merupakan hak setiap warga negara di Indonesia. Maka, menjadi kewajiban negara untuk hadir dan memenuhi hak warganya tersebut.
”Indonesia justru kuat karena keberagamannya. Persatuan dan keamanan itu juga tidak terjadi tiba-tiba, tetapi diupayakan lewat kerja bersama semua pihak,” ujarnya.
Hendro menjelaskan, ada 156 gereja di Kota Bandung yang akan dijaga selama perayaan Natal. Sebanyak 13 gereja di antaranya mendapat prioritas utama karena berada di pinggir jalan dan memiliki banyak umat. Salah satunya adalah Gereja Katedral Santo Petrus di Jalan Merdeka, Kota Bandung.
”Pola pengamanan akan dibagi menjadi tiga lapisan. Lapisan pertama di dalam gereja, lapisan kedua di halaman gereja, serta lapisan ketiga di sekitar pagar, parkiran, dan arus lalu lintas,” ujar Hendro.