Meriahnya Peringatan Hari Juang Kartika Ke-72 di Purwokerto
Oleh
Megandika Wicaksono
·2 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Rangkaian peringatan Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat Tahun 2017 di Purwokerto berlangsung meriah. Bakti sosial, upacara, drama kolosal, dan parade alat utama sistem persenjataan mewarnai rangkaian kegiatan yang dipusatkan di Alun-alun Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, ini pada Jumat (15/12).
”Masyarakat mendukung apa yang dilakukan oleh prajurit-prajurit di wilayah Banyumas ini. Saya menginginkan apa yang terjadi di wilayah ini bisa dikembangkan, disebarkan di seluruh jajaran Kodam IV/Diponegoro,” ujar Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Wuryanto, Jumat.
Wuryanto mengatakan, kebersamaan prajurit TNI dengan masyarakat ini diharapkan juga dapat disebarkan secara luas di seluruh Nusantara.
”Alangkah indahnya kalau seluruh wilayah Kodam IV bisa seperti di Purwokerto ini dan alangkah lebih indah lagi jika di seluruh wilayah Indonesia bisa terjadi guyub, rukun, saling bantu, manunggal TNI rakyat, TNI-Polri,” paparnya.
Menurut Wuryanto, dengan solidnya persatuan itu, masalah-masalah yang terjadi di Indonesia dapat diselesaikan.
”Apa yang jadi keinginan cita-cita luhur pendiri bangsa bisa selesai tuntas apabila bisa terjalin kerja sama, komunikasi, dan kemanunggalan seperti yang diwujudkan di sini,” lanjutnya.
Sekitar pukul 07.00, alun-alun sudah dipadati warga dan pelajar. Ada pula warga yang mengantre 1.000 sembako.
Ada warga yang melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, kegiatan donor darah massal, dan khitan massal.
”Saya senang ada kegiatan ini karena bisa membantu warga,” kata Hartoto (60) yang mengantar Astian Ruben (10) ikut khitan masal.
Sekitar pukul 08.00, kegiatan dilanjutkan dengan upacara. Pada kesempatan itu, Wuryanto membacakan amanat Panglima Besar Jenderal Soedirman.
”Robek-robeklah badanku. Potong-potonglah jasadku ini, tetapi jiwaku yang dilindungi benteng Merah Putih akan tetap hidup, tetap menuntut bela, siapa pun lawan yang kuhadapi. Tentara bukan merupakan suatu golongan di luar masyarakat. Bukan suatu kasta yang berdiri di atas masyarakat. Tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu,” tutur Wuryanto, membacakan amanat Panglima Soedirman.
Warga pun dapat menikmati sajian aneka makanan, seperti bakso, siomay, dan cilok, secara gratis di tengah alun-alun.
Ratusan warga dan pelajar juga turut menaiki kendaraan perang berkeliling kota. Sejumlah kendaraan perang yang diterjunkan antara lain panser Anoa, panser Tarantula, panser Panhard, tank AMX 13, meriam 105 Armed, dan meriam 57 Arhanud.