Kapal-kapal tersebut adalah KM Gunung Dempo dengan tujuan akhir Jayapura, KM Ciremai dengan tujuan akhir Jayapura melalui Baubau dan Ambon, serta KM Kelud dengan tujuan Batam dan Medan. KM Kelud dijadwalkan berangkat Senin (18/12) dini hari pukul 01.00, sedangkan KM Gunung Dempo dan KM Ciremai telah berangkat pada Minggu (17/12).
Kepala Bagian Operasi PT Pelni Tanjung Priok Djunaidi Idrus, Minggu, mengatakan, KM Kelud mengalami lonjakan jumlah penumpang secara signifikan. Sampai kemarin pukul 17.45, sebanyak 1.483 penumpang telah terdaftar dari kapasitas kapal sebanyak 2.000 penumpang. ”Biasanya KM Kelud hanya terisi sekitar 700 penumpang,” kata Djunaidi.
Menurut Djunaidi, dua kapal lainnya tidak mengalami lonjakan jumlah penumpang dibandingkan dengan hari biasa. Hingga kemarin pukul 14.30, calon penumpang yang akan menaiki KM Gunung Dempo berjumlah 275 orang, dan 581 orang untuk KM Ciremai.
Djunaidi mengatakan, Otoritas Pelabuhan memproyeksikan total jumlah penumpang yang berangkat dari Tanjung Priok diperkirakan naik 5 persen dibandingkan dengan tahun lalu selama masa penyelenggaraan angkutan Natal dan Tahun Baru.
Tahun 2016 jumlah penumpang yang naik dari Pelabuhan Tanjung Priok sebanyak 11.356 orang. Dengan demikian, tahun ini diperkirakan jumlah penumpang akan mencapai 11.923 penumpang.
”KM Kelud diperkirakan akan tiba di Pelabuhan Belawan Medan pada 20 Desember, KM Ciremai tiba di Ambon pada 21 Desember, dan KM Gunung Dempo tiba di Jayapura pada 23 Desember,” ujar Djunaidi.
Menurut jadwal PT Pelni Tanjung Priok, ketiga kapal tersebut baru akan tiba dan berangkat lagi dari Pelabuhan Tanjung Priok setelah hari Natal. KM Kelud akan bertolak kembali dari Tanjung Priok pada 27 Desember, dan KM Gunung Dempo serta KM Ciremai pada 31 Desember.
Belum meningkat
Pantauan Kompas di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru telah dimulai dengan mendirikan posko di Terminal 1B. Namun, hingga kemarin, peningkatan jumlah penumpang belum terjadi.
”Posko sudah kami siapkan mulai 18 Desember 2017 hingga 8 Januari 2018. Setiap tahun posko ini selalu ada untuk membantu penumpang sesuai prosedur standar operasi,” ucap Langlang Wigiharso, Chief OIC Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (17/12), di kantor AP II.
Langlang mengatakan, posko didirikan untuk memonitor kepadatan penumpang. Hal itu dilakukan agar petugas dapat merespons secara cepat apabila terjadi kepadatan yang tidak normal. Selain itu, penumpang yang tidak dilayani dengan baik saat komplain kepada maskapai juga bisa melapor ke posko. ”Seperti ada yang tidak tertampung di layanan pelanggan maskapai,” katanya.
Transportasi udara menjadi pilihan untuk berlibur karena alasan cepat, praktis, dan tidak terlalu mahal. Seperti Boni (25), penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, setiap Natal ia selalu pulang ke kampung halamannya di Pontianak, Kalimantan Barat. Alasannya menggunakan pesawat karena lebih cepat sampai. ”Kalau naik kapal laut bisa lima hari. Pesawat hanya beberapa jam,” ucap Boni.
Wawan (47) asal Makassar, Sulawesi Selatan, memilih menggunakan pesawat bersama anaknya karena alasan kepraktisan. Selain itu, tarifnya tidak terlalu berbeda jauh dengan tarif transportasi lainnya. Menurut Wawan, sebanding antara harga dan kemudahan yang diberikan. ”Harga memang naik 20 persen dari hari biasa, tetapi lebih mudah,” ujarnya.
Pantauan Kompas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, siang kemarin, tak terlihat penumpukan calon penumpang di terminal keberangkatan. Tidak tampak antrean panjang saat calon penumpang memasuki area pemeriksaan tiket.
General Manager Angkasa Pura II Bandara Halim Perdanakusuma Rasyid Jauhari memprediksi peningkatan jumlah penumpang akan terjadi pada 20 Desember 2017. Untuk itu, pihaknya menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, yakni menambah personel untuk pengamanan di bandara dan juga membuka posko.
PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VIII Surabaya, Jawa Timur, mengoperasikan tujuh rangkaian kereta api tambahan selama angkutan Natal dan Tahun Baru tujuan Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Ketujuh rangkaian kereta api tersebut berkapasitas 4.222 tempat duduk per hari.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VIII Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan, tujuh KA tambahan tersebut mulai beroperasi 15 Desember 2017 sampai 7 Januari 2018. Penambahan untuk mengantisipasi peningkatan volume penumpang yang diprediksi sekitar 5 persen.
Kereta api tambahan tersebut adalah Kertajaya Tambahan, Pasundan Tambahan, Matarmaja Tambahan, Sancaka Tambahan, Sembrani Tambahan, Gajayana Tambahan, dan Jayakarta Premium.