MEDAN, KOMPAS — Rapat Dewan Perwakilan Daerah RI dengan pemangku kepentingan gas, di Jakarta, Kamis (28/12), meminta pasokan gas di Sumatera Utara normal pada Jumat (29/12). Sudah 25 hari sejumlah pabrik merugi karena pasokan gas anjlok akibat sumur gas di Aceh tidak berproduksi.
Ketua Komite II DPD RI Parlindungan Purba, yang dihubungi dari Medan, mengatakan, pertemuan itu dihadiri Presiden Direktur PT Pertamina Gas Suko Hartono, Sekretaris Perusahaan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Heri Yusuf, serta Direktur Teknik dan Operasi PT Perta Arun Gas (PAG) Budiyana. Hadir juga perwakilan PT Kawasan Industri Medan, Direktorat Jenderal Migas, dan perusahaan pengguna gas.
"Pasokan gas di Sumut harus normal Jumat ini. Kami juga minta agar pemerintah bersama pemangku kepentingan lain mencari solusi jangka panjang agar krisis serupa tidak terulang. Pabrik bisa bangkrut," katanya.
Secara terpisah, Kepala Penjualan Area Medan PT PGN Saiful Hadi mengatakan telah mendapat pemberitahuan bahwa pasokan gas akan normal Jumat ini. Pihaknya belum menyampaikan ke pelanggan. "Kami lihat dulu besok (Jumat), baru kami sampaikan ke pelanggan," katanya.
Saiful mengatakan, sejak 4 Desember, mereka hanya mendapat pasokan gas sekitar 6 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), jauh di bawah kebutuhan 12,5-13 MMSCFD. Tekanan gas di pabrik-pabrik hanya 0,5-1 bar, jauh di bawah tekanan normal sekitar 6 bar. Akibatnya, banyak pabrik beralih ke solar meski jauh lebih mahal. Ada yang terpaksa menghentikan produksi menunggu pasokan normal.
Anjloknya pasokan gas karena ada pemeliharaan dan perbaikan kilang gas di Aceh. Gas di Sumut dipasok dari gas lapangan produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) North Sumatra Offshore (NSO) dan PT PHE North Sumatra B (NSB) yang diturunkan kadar sulfurnya oleh PT PAG.
Budiyana mengatakan, perbaikan dan pemeliharaan kilang PAG selesai 19 Desember. Bahan kimia methyl diethanolamine (MDEA) untuk menurunkan kadar sulfur gas sudah terpenuhi untuk gas ke Sumut. "Mudah-mudahan besok kami sudah bisa beroperasi," katanya.
Manajer Media dan Relasi PT PHE Ifki Sukarya mengatakan, sejak 4 Desember, PHE NSO dan PHE NSB siap memproduksi dan mengirimkan gas. Namun, hal itu tidak dapat dilakukan karena PAG kekurangan bahan kimia MDEA.
Ketua Asosiasi Perusahaan Pengguna Gas Sumut Johan Brien mengatakan, krisis gas hingga 25 hari menunjukkan buruknya tata kelola gas di Sumut. Menurut Johan, industri tidak bisa bergantung pada pasokan gas lapangan dari Aceh. Harus ada unit regasifikasi gas alam cair di Sumut. Pipa gas Arun-Belawan dan pipa distribusi tidak bisa dimonopoli satu perusahaan saja.